Passion vs Prospek Kerja: Mana yang Harus Jadi Prioritas Saat Pilih Jurusan?

Dilsa Ad'ha
14 Mar 2025

Key Takeaways

  • Passion bisa jadi bahan bakar utama buat lo semangat belajar dan kerja.
  • Prospek kerja penting buat jaminan finansial dan karier jangka panjang.
  • Pilihan jurusan yang tepat = kombinasi antara passion dan prospek kerja.
  • Kenali diri lo sebelum asal milih jurusan, biar gak salah arah.

Pernah gak sih lo ngerasa galau banget pas disuruh milih jurusan kuliah? Di satu sisi, ada passion yang bikin lo excited banget buat belajar. Tapi di sisi lain, ada suara-suara dari sekitar yang bilang, "Jangan pilih jurusan itu, gak ada kerjaannya."

Yap, ini dilema klasik yang sering banget dialami anak SMA dan bahkan mahasiswa tingkat awal. Gak salah juga, karena milih jurusan bisa berdampak besar ke masa depan kita. Tapi masalahnya, gak semua orang dapet ruang buat eksplorasi minat dan bakatnya sejak dini.

Bahkan, kadang kita disuruh milih jurusan cuma karena “katanya” itu bagus. Akhirnya banyak yang stuck di jurusan yang gak sesuai hati, dan berujung males kuliah, burnout, bahkan dropout.

Itulah kenapa penting banget buat pahami dua faktor utama ini: passion dan prospek kerja. Dua hal ini bisa jadi kompas hidup lo, asalkan tahu cara menavigasinya. Yuk, kita bahas satu per satu.

Passion: Bahan Bakar Semangat yang Gak Habis-habis

Pernah ngerjain sesuatu sampai lupa waktu karena lo bener-bener suka? Nah, itulah yang namanya passion.

Passion itu bukan sekadar suka, tapi minat yang dalam dan terus bikin lo penasaran. Kalau lo bisa nemuin passion, lo akan lebih enjoy dalam belajar, lebih tahan banting saat ngerjain tugas berat, dan punya motivasi internal yang kuat.

Menurut CBN Foundation, passion juga bisa bikin lo berani ambil langkah karier yang mungkin “gak biasa”. Contohnya, ada orang yang suka banget gambar sejak kecil, lalu akhirnya masuk DKV dan sekarang sukses jadi ilustrator game. Gaji mungkin gak langsung gede, tapi rasa puas dan semangatnya luar biasa.

Di sisi lain, belajar sesuai passion juga bisa bikin lo lebih cepat berkembang. Karena lo genuinely interested, proses belajarnya bakal lebih natural dan menyenangkan. Lo juga lebih terbuka buat eksplorasi dan nemuin jalan karier yang lebih luas.

Tapi perlu diingat juga, passion doang gak cukup kalau gak dibarengi skill yang bisa dikembangin dan kebutuhan pasar. Maka dari itu, jangan cuma ngandelin rasa suka, tapi pastikan passion itu punya jalan yang bisa lo tempuh secara realistis.

Prospek Kerja: Realita yang Gak Bisa Diabaikan

Sekarang kita ngomongin sisi satunya: prospek kerja. Ini biasanya datang dari suara-suara sekitar, kayak orang tua, guru BK, atau masyarakat secara umum.

Emang bener, mempertimbangkan prospek kerja itu penting. Karena setelah lulus, mau gak mau lo harus cari kerja, cari penghasilan, dan mandiri. Jurusan yang punya prospek kerja bagus biasanya lebih “aman” karena lowongannya banyak dan sesuai kebutuhan industri.

Misalnya, jurusan kayak Teknik Informatika, Kedokteran, atau Manajemen Digital sering disebut-sebut punya masa depan cerah. Bahkan, menurut Kompasiana, jurusan-jurusan ini punya tingkat serapan kerja yang tinggi.

Selain itu, kuliah di jurusan yang sesuai pasar juga bikin lo lebih siap menghadapi tantangan dunia kerja. Biasanya kurikulumnya juga update dengan kebutuhan industri, jadi lo gak ketinggalan zaman.

Tapi hati-hati juga. Kalau lo cuma ngejar prospek kerja tanpa mempertimbangkan minat pribadi, bisa jadi lo malah ngerasa hampa dan stres di tengah jalan. Apalagi kalau ternyata bidangnya gak cocok sama gaya belajar atau kepribadian lo.

Jadi intinya, prospek kerja itu penting, tapi harus dibarengi sama pemahaman diri juga. Jangan sampai hidup lo cuma ngejar gaji, tapi kehilangan makna dan arah.

Antara Realita dan Impian: Haruskah Milih Salah Satu?

Setelah bahas dua sisi antara passion dan prospek kerja, mungkin lo mulai mikir: “Jadi gue harus pilih yang mana dong?”

Jawabannya: gak harus pilih salah satu. Justru kuncinya ada di keseimbangan antara keduanya.

Banyak orang salah kaprah, mikir kalau passion dan prospek kerja itu dua hal yang saling bertentangan. Padahal, ada banyak contoh nyata orang-orang yang berhasil nemuin titik tengah—jalan yang memungkinkan mereka ngejalanin sesuatu yang mereka suka sekaligus punya peluang kerja yang luas.

Misalnya, lo suka desain dan pengen masuk jurusan Desain Komunikasi Visual. Tapi lo juga realistis, takut gak ada kerjaannya. Di situ, lo bisa eksplor bidang-bidang yang lagi naik daun kayak UX/UI design, desain produk digital, atau branding visual. Semua itu masih di dalam dunia desain, tapi juga punya kebutuhan tinggi di industri saat ini.

Contoh lain, lo suka nulis dan pengen jadi penulis. Bisa banget lo kuliah di jurusan Komunikasi atau Sastra, tapi mulai dari awal lo juga belajar skill digital marketing, copywriting, atau content writing. Jadi meskipun jurusannya sesuai minat, lo tetap punya skill yang dibutuhin industri.

Kuncinya adalah punya mindset realistis-optimis. Jangan terlalu idealis sampe nutup mata soal kebutuhan hidup, tapi juga jangan jadi terlalu realistis sampe kehilangan arah dan identitas diri.

Ini sejalan banget sama nilai-nilai yang dipegang Satu Persen: seimbang antara pragmatisme dan kebaikan. Artinya, lo boleh kok mikirin duit, tapi tetap harus ngerti apa yang bikin lo merasa hidup dan berkembang.

Karena pada akhirnya, tujuan kuliah itu bukan cuma dapet kerja. Tapi juga buat ngebentuk karakter, ngasah kemampuan berpikir, dan bantu lo nemuin siapa diri lo sebenarnya.

Cara Milih Jurusan yang Tepat Buat Masa Depan Lo

Sekarang pertanyaannya, gimana caranya biar lo bisa nemuin jurusan yang gak cuma sesuai passion, tapi juga punya prospek kerja? Nah, ini dia langkah-langkah yang bisa lo ikutin:

1. Kenali Diri Sendiri

Ini tahap paling dasar, tapi justru sering dilewatkan. Sebelum lo milih jurusan, penting banget buat tahu dulu: lo tuh sebenernya suka apa, bisa apa, dan pengen jadi apa?

Coba tanyain ke diri sendiri:

  • Aktivitas apa yang bikin gue semangat meskipun capek?
  • Pelajaran apa yang paling gue nikmati di sekolah?
  • Gue lebih suka kerja sendiri atau tim?
  • Gue suka berpikir logis atau kreatif?

Kalau lo masih bingung, lo bisa mulai dari ngikutin Tes Minat Bakat Satu Persen. Tes ini ngebantu lo mengenali potensi dan preferensi karier lo berdasarkan kepribadian, minat, dan bakat. Jadi bukan cuma nebak-nebak atau ikut-ikutan temen.

Cek di sini: Tes Minat Bakat Satu Persen

2. Riset Jurusan dan Prospek Kariernya

Setelah tahu minat dan bakat lo, saatnya gali informasi tentang jurusan-jurusan yang relevan. Jangan cuma liat nama jurusannya aja, tapi juga:

  • Apa aja yang dipelajari?
  • Skill apa yang dikembangin?
  • Lulusan jurusan itu biasanya kerja di bidang apa?
  • Perusahaan apa aja yang butuh lulusan dari jurusan itu?

Lo bisa cari info lewat website kampus, nonton video YouTube tentang pengalaman kuliah, atau baca blog dari alumni yang pernah ada di posisi lo.

Selain itu, coba riset tren dunia kerja. Industri mana yang lagi berkembang? Skill apa yang paling dibutuhin 5–10 tahun ke depan? Dengan begitu, lo bisa nyocokin passion lo ke arah yang realistis dan punya peluang.

3. Konsultasi ke Orang yang Berpengalaman

Lo gak harus jalanin proses ini sendirian. Cari orang yang udah lebih dulu jalanin jurusan atau karier yang lo minati. Bisa alumni, kakak kelas, guru BK, atau mentor. Mereka bisa kasih insight yang mungkin gak lo dapet dari internet.

Kalau perlu, lo juga bisa ikut layanan mentoring karier, kayak yang ada di Satu Persen. Di sana, lo bisa ngobrol langsung bareng mentor dan dapet arahan yang sesuai dengan kondisi lo sekarang.

Coba juga life coaching di sini: Life coaching dari Life Consultation

4. Coba Dulu Sebelum Mutusin

Sebelum lo mutusin buat masuk jurusan tertentu, kenapa gak coba dulu terjun ke bidangnya? Misalnya, kalau lo tertarik sama dunia teknologi, lo bisa coba belajar coding dasar lewat kursus online. Kalau suka komunikasi, coba magang jadi content writer atau ikut komunitas podcast.

Pengalaman langsung kayak gitu bisa bantu lo ngelihat apakah bidang itu beneran cocok atau cuma rasa penasaran sesaat. Ini bisa jadi validasi sebelum lo commit selama 4 tahun di jurusan tertentu.

Kesimpulan

Setelah semua pembahasan tadi, lo mungkin udah mulai dapet gambaran: gak ada satu jalan yang benar buat semua orang. Milih jurusan itu bukan soal ikut-ikutan tren, bukan juga sekadar ngejar passion atau prospek kerja doang.

Yang paling penting adalah kenyamanan dan kesiapan diri lo buat menjalaninya dalam jangka panjang. Karena kuliah itu bukan lari sprint, tapi maraton. Lo akan habisin waktu 3-4 tahun di jurusan itu, dan setelahnya, karier lo bakal banyak dipengaruhi oleh keputusan ini.

Jadi, kalau ada pilihan jurusan yang sesuai passion lo, dan ternyata juga punya prospek kerja yang baik, itu ideal. Tapi kalau lo nemu jurusan yang prospek kerjanya oke banget tapi lo masih kurang yakin dengan minatnya, gak masalah juga—selama lo siap buat adaptasi dan nemuin makna dari prosesnya.

Sebaliknya, kalau lo bener-bener passionate sama bidang tertentu tapi prospek kerjanya masih belum jelas, coba pikirin: apakah ada cara buat ngembangin bidang itu supaya lebih sesuai dengan kebutuhan zaman? Apakah lo bisa ngegabungin passion lo dengan skill yang lagi dibutuhin industri?

Gue tahu gak semua orang punya privilege buat ngejar apa yang dia mau. Tapi bukan berarti lo harus nyerah. Hidup bukan cuma soal apa yang kita dapet dari awal, tapi juga gimana cara kita ngolah dan ngejalanin semua itu.

Makanya, penting banget buat ambil waktu, pikirin baik-baik, dan jangan buru-buru ambil keputusan cuma karena tekanan. Lo berhak punya masa depan yang lo pilih sendiri—bukan karena ekspektasi orang lain.

Kalau lo masih bingung, coba mulai dari kenalin diri sendiri. Gunain Tes Minat Bakat buat bantu lo nemuin potensi lo. Ini langkah awal yang bisa bantu lo ambil keputusan lebih sadar dan terarah.

Yuk, mulai kenalin diri lo sekarang juga lewat Tes Minat Bakat Satu Persen

Atau kalau lo butuh diskusi lebih lanjut, mentoring bisa jadi solusi. Di Satu Persen, ada mentor yang siap dengerin dan bantu lo bikin rencana langkah demi langkah.

Cek layanan Life coaching dari Life Consultation

Selain itu, lo juga bisa nonton berbagai video edukatif di YouTube Satu Persen yang bahas banyak topik seputar pengembangan diri, karier, dan kesehatan mental. Siapa tahu bisa jadi inspirasi tambahan sebelum lo ambil keputusan.

FAQ

Q: Apa benar passion itu gak penting selama prospek kerjanya bagus?
A: Gak sepenuhnya benar. Prospek kerja emang penting, tapi kalau lo gak punya minat sama sekali, besar kemungkinan lo bakal kehilangan motivasi. Idealnya, cari bidang yang lo suka dan bisa dikembangkan jadi sesuatu yang dibutuhin pasar.

Q: Gimana kalau passion gue gak punya jurusan kuliah yang cocok?
A: Lo bisa cari jurusan yang relevan atau mendekati. Misalnya lo suka film, lo bisa masuk jurusan Komunikasi atau Multimedia. Passion bisa lo kembangin di luar kelas juga lewat komunitas, project pribadi, atau pelatihan tambahan.

Q: Gue udah kuliah tapi ngerasa salah jurusan. Harus gimana?
A: Tenang, lo gak sendirian. Banyak orang ngalamin hal serupa. Lo bisa mulai dengan eksplor bidang yang lo suka lewat kegiatan di luar kuliah. Atau pertimbangkan pindah jurusan kalau masih memungkinkan. Konsultasi sama mentor juga bisa bantu lo nemuin arah baru.

Q: Apa Tes Minat Bakat bisa bantu milih jurusan?
A: Iya banget. Tes Minat Bakat bisa bantu lo ngenalin kecenderungan minat dan potensi diri lo, yang jadi dasar penting buat milih jurusan dan karier. Tapi inget, hasil tes itu bukan vonis. Tetap harus lo olah bareng insight dan pengalaman pribadi lo sendiri.

Q: Kalau gak punya passion, harus gimana?
A: Gak semua orang nemu passion-nya sejak awal. Kadang, passion itu ditemukan lewat proses coba-coba. Fokus aja dulu ke hal yang bikin lo penasaran dan mau belajar lebih. Dari situ, passion bisa tumbuh secara alami.

Bagikan artikel

Disclaimer

Jika Anda sedang mengalami krisis psikologis yang mengancam hidup Anda, layanan ini tidak direkomendasikan.

Silakan menghubungi 119.