Mageran vs Rapi Banget, Lo Tim J (Judging) atau P (Perceiving)?

Alifia Azzahwa Meiladini
24 Sep 2025

Key Takeaways

  • J (Judging) dan P (Perceiving) adalah salah satu dari 4 dimensi dalam tes kepribadian MBTI yang menunjukkan cara lo membuat keputusan dan berinteraksi dengan dunia luar.
  • J (Judging) cenderung terstruktur, terencana, dan suka mengambil keputusan. Sebaliknya, P (Perceiving) lebih fleksibel, spontan, dan suka menunda keputusan.
  • Memahami J vs P bisa membantu lo menerima kelebihan dan kekurangan diri sendiri, serta memahami perbedaan orang lain.
  • Lo bisa mengembangkan sisi J atau P yang kurang dominan untuk mencapai keseimbangan dalam hidup.

IMG-20250915-WA0052-1--1

Pernah nggak sih lo ngerasa bingung kenapa temen lo bisa rapi dan terorganisir banget, sementara lo lebih suka hidup mengalir aja? Atau sebaliknya, lo suka sebel sama temen yang suka banget nunda-nunda kerjaan, padahal lo udah bikin planning matang-matang dari jauh hari?

Ternyata, perbedaan kebiasaan ini nggak cuma soal kepribadian "suka rapi" atau "mageran" biasa, lho. Ada kaitannya sama salah satu dimensi dalam tes kepribadian MBTI, yaitu Judging (J) dan Perceiving (P). Nah, di artikel ini, kita bakal kupas tuntas perbedaan dua tipe kepribadian ini biar lo bisa kenal diri lo lebih jauh dan, yang terpenting, bisa lebih memahami orang-orang di sekitar lo. Siapa tahu, setelah baca ini, lo jadi bisa lebih legowo dan nggak gampang nge-judge temen-temen lo. Kalau mau tahu lebih banyak soal tipe-tipe kepribadian MBTI lainnya, lo bisa cek kumpulan blog Satu Persen tentang MBTI di sini!

Kenapa Ada yang Suka Ngerjain Cepat dan Ada yang Santai Aja?

Ada tiga alasan utama kenapa perbedaan antara J dan P ini begitu nyata dalam kehidupan sehari-hari. Mulai dari cara mereka menyikapi waktu, kebiasaan membuat rencana, hingga bagaimana mereka menyelesaikan tugas.

1. Perbedaan dalam Pendekatan Waktu dan Jadwal

Buat lo yang punya preferensi Judging (J), waktu itu adalah sesuatu yang harus diatur. Lo merasa nyaman dan produktif saat punya jadwal yang terstruktur. Lo suka banget bikin to-do list dan ngerasa puas kalau semua item di list itu udah dicentang. Pokoknya, lo ngerasa hidup lo on track kalau semuanya berjalan sesuai rencana.

Sebaliknya, kalau lo tipe Perceiving (P), lo lebih fleksibel sama waktu. Lo nggak terlalu suka terikat sama jadwal yang ketat. Buat lo, jadwal itu cuma panduan, bukan aturan yang harus dipatuhi mati-matian. Lo lebih suka kerjaan selesai kapan aja asal selesai. Gak heran kalau lo sering disebut last-minute person.

2. Cara Mengambil Keputusan

Ini juga perbedaan yang super kelihatan. Tipe J cenderung lebih suka mengambil keputusan dengan cepat. Mereka merasa nggak nyaman dengan ketidakpastian. Begitu ada masalah atau pilihan, mereka akan segera menganalisis, mempertimbangkan, dan langsung memutuskan. Mereka pengen masalah itu selesai dan tuntas secepatnya.

Sementara itu, tipe P lebih suka menunda keputusan. Mereka merasa butuh waktu lebih lama untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya sebelum memutuskan. Mereka terbuka dengan opsi-opsi baru dan nggak keberatan kalau ada perubahan rencana. Bagi mereka, memiliki banyak pilihan itu lebih penting daripada segera memutuskan.

3. Prioritas: Keteraturan vs. Spontanitas

Tipe J lebih suka lingkungan yang teratur dan rapi. Mereka merasa lebih tenang saat segala sesuatu ada di tempatnya. Meja belajar yang rapi, file di laptop yang terorganisir, dan hidup yang tertata adalah impian mereka. Mereka punya dorongan internal untuk menuntaskan sesuatu.

Di sisi lain, tipe P lebih suka lingkungan yang fleksibel dan spontan. Mereka nggak masalah kalau meja berantakan atau rencana berubah di menit-menit terakhir. Buat mereka, hidup itu harus dinikmati apa adanya, dan kadang kesempatan terbaik datang dari hal-hal yang tidak terduga. Seringnya, mereka juga lebih suka mengeksplorasi daripada menuntaskan satu hal.

Dampak Kalau Lo Nggak Memahami Perbedaan J dan P

Banyak dari kita yang sering mengalami misunderstanding sama orang lain, atau bahkan diri sendiri, karena nggak tahu bedanya J dan P ini. Kalau perbedaan ini diabaikan, dampaknya bisa lumayan serius, lho!

1. Konflik dalam Hubungan

Coba bayangin, lo yang tipe J janjian sama temen lo yang tipe P buat ngerjain tugas kelompok. Lo udah siap-siap dari seminggu sebelumnya, udah bikin timeline, dan ngerasa sebel banget karena temen lo baru mau mikirin H-1. Sebaliknya, temen lo yang P ngerasa lo terlalu strict dan bikin dia nggak nyaman. Akhirnya, yang ada malah debat, cekcok, dan bahkan bisa merusak hubungan pertemanan.

2. Stres dan Self-Judgment

Kalau lo nggak paham diri lo sendiri, lo bisa terjebak dalam stres berkepanjangan. Misalnya, lo tipe P tapi lo dipaksa untuk hidup layaknya orang J. Lo terus-terusan bikin jadwal yang ketat, tapi malah sering gagal karena emang itu bukan nature lo. Akhirnya, lo jadi merasa gagal, nggak produktif, dan ngerasa ada yang salah sama diri lo. Padahal, lo cuma perlu menerima kalau lo memang butuh fleksibilitas.

WhatsApp-Image-2025-09-16-at-21.23.06-1

Penting banget untuk tahu dan menerima kelebihan dan kekurangan lo. Jangan sampai lo menyalahkan diri sendiri atau orang lain. Setiap tipe kepribadian itu punya nilai dan keunikan masing-masing. Kalau lo mau tahu lebih dalam lagi tentang diri lo, mungkin ini saatnya lo coba ikutan Psikotes Gratis dari Satu Persen. Di sana, lo bisa dapat gambaran umum tentang kepribadian lo, termasuk sisi J atau P lo, dan mulai perjalanan lo untuk mengenal diri lebih baik.

Gimana Cara Mengoptimalkan Sisi J atau P Lo?

Setelah tahu perbedaan mendasarnya, sekarang saatnya kita bahas gimana cara mengoptimalkan sisi terbaik dari diri lo. Ini bukan soal mana yang lebih baik, tapi gimana lo bisa hidup damai dengan diri lo dan orang lain.

1. Buat Lo yang Tipe Judging (J)

Kalau lo seorang J, lo punya kekuatan dalam hal eksekusi dan perencanaan. Manfaatkan itu!

Tetap Buka Diri Terhadap Perubahan: Lo mungkin suka banget sama rencana, tapi ingat, hidup itu nggak selalu lurus. Belajar untuk lebih fleksibel. Anggap perubahan sebagai tantangan, bukan hambatan.

Jangan Terlalu Keras ke Orang Lain: Nggak semua orang bisa se-terstruktur lo. Belajar untuk lebih sabar dan pengertian sama orang lain yang mungkin punya ritme berbeda.

Delegasikan Tugas: Lo punya kemampuan untuk mengorganisir, jadi manfaatkan itu. Jangan ngerasa harus ngerjain semuanya sendiri.

2. Buat Lo yang Tipe Perceiving (P)

Kalau lo seorang P, kekuatan lo adalah fleksibilitas dan adaptasi. Manfaatkan itu

Tentukan Batas Waktu (Deadline): Lo cenderung suka menunda, jadi coba buat deadline yang jelas untuk diri lo sendiri. Ini akan membantu lo lebih fokus dan nggak keteteran.

Buat Mini-Goal: Daripada punya satu tujuan besar, coba pecah jadi mini-goal yang lebih kecil. Ini bikin lo nggak merasa overwhelmed dan lebih gampang untuk memulai.

Manfaatkan Sifat Spontanitas Lo: Karena lo suka spontan, coba gunakan itu untuk hal-hal yang positif. Misalnya, brainstorming ide-ide baru atau mencoba hal-hal baru yang nggak pernah lo rencanakan.

3. Belajar Berkolaborasi dengan Tipe yang Berbeda

Kalau lo dihadapkan pada situasi harus kerja sama dengan orang yang tipenya beda, komunikasi adalah kuncinya. Lo yang J bisa bantu P untuk lebih terstruktur, dan lo yang P bisa bantu J untuk lebih fleksibel. Saling melengkapi itu indah, bukan?

Punya kesamaan pemikiran dan menemukan orang-orang yang juga tertarik dengan pengembangan diri kayak gini seru banget, lho. Kalau lo pengen gabung sama komunitas yang positive vibes, lo bisa ikutan Komunitas Satu Persen. Di sana, lo bisa sharing pengalaman dan belajar bareng sama orang-orang yang punya goal yang sama.

Kesimpulan

Pada akhirnya, nggak ada yang salah dari J atau P. Keduanya cuma cara yang berbeda untuk menjalani hidup. Judging (J) memberi kita struktur dan ketertiban, sementara Perceiving (P) memberi kita fleksibilitas dan spontanitas. Memahami dimensi ini bukan cuma tentang mengetahui siapa diri lo, tapi juga tentang menerima dan merayakan perbedaan yang ada di sekitar lo.

Jadi, sekarang lo udah tahu kan kenapa ada orang yang suka bikin to-do list dan ada yang lebih suka hidup mengalir? Dengan pengetahuan ini, semoga lo bisa lebih toleran, baik sama diri sendiri maupun sama orang lain. Kalau lo pengen mengenal diri lo lebih dalam lagi, termasuk memahami dimensi-dimensi lain dalam MBTI, lo bisa coba Psikotes Premium dari Satu Persen.

Satu Persen adalah startup Indonesia yang bergerak di bidang edutech dan fokus pada pengembangan diri. Misi kami adalah membantu lo mencapai hidup seutuhnya, salah satunya dengan memahami diri lo sendiri secara lebih mendalam.

IMG-20250917-WA0020-2

FAQ (Frequently Asked Questions)

  1. Apa bedanya Judging (J) dan Perceiving (P) secara umum?

J adalah tipe yang terstruktur dan suka membuat rencana. P adalah tipe yang fleksibel dan spontan.

2. Kalau saya Judging, apakah saya selalu rapi?

Tidak selalu. Sifat Judging lebih mengarah pada preferensi untuk hidup yang teratur (membuat rencana dan mengambil keputusan), bukan hanya soal kerapian fisik.

3. Apakah orang Perceiving (P) itu pemalas?

Tidak. Mereka hanya lebih suka menunda keputusan dan mengeksplorasi pilihan. Seringkali mereka baru akan sangat produktif ketika mendekati deadline.

4. Apakah salah kalau saya sering menunda pekerjaan?

Tidak salah. Itu adalah kecenderungan alami dari tipe P. Yang penting, lo bisa mengelola kebiasaan itu agar tidak merugikan diri lo atau orang lain.

5. Bisakah seseorang menjadi campuran J dan P?

Meskipun setiap orang punya kecenderungan dominan, lo bisa banget belajar untuk mengembangkan sisi yang kurang dominan. Misalnya, tipe P bisa belajar untuk lebih terstruktur, dan tipe J bisa belajar untuk lebih fleksibel.1.

Bagikan artikel

Disclaimer

Jika Anda sedang mengalami krisis psikologis yang mengancam hidup Anda, layanan ini tidak direkomendasikan.

Silakan menghubungi 119.