Karyawan Baperan? Pelatihan Manajemen Emosi di Jogja

Product Satu Persen
9 Jun 2025

Key Takeaways

  • Karyawan yang mudah baper bisa menurunkan produktivitas dan merusak kerja sama tim.
  • Pelatihan manajemen emosi membantu karyawan mengenali, mengendalikan, dan mengekspresikan emosinya secara sehat.
  • Perusahaan perlu membekali tim dengan soft skills seperti komunikasi asertif, empati, dan resiliensi.
  • Program In-House Training dari Life Skills x Satu Persen bisa menjadi solusi untuk membentuk lingkungan kerja yang lebih profesional dan sehat secara emosional.

“Saya kerja udah maksimal, tapi tetap dikritik. Rasanya kayak gak dihargai.”

Kalimat seperti ini mungkin pernah Anda dengar dari rekan kerja, atau bahkan dari diri Anda sendiri. Dalam dunia kerja yang dinamis, tekanan tinggi dan interaksi antarpersonal adalah hal yang tak terhindarkan. Namun, tidak semua orang siap secara emosional untuk menghadapinya. Inilah yang membuat fenomena karyawan baperan jadi topik serius—bukan sekadar urusan hati yang sensitif, tapi berdampak langsung ke produktivitas dan suasana kerja.

Pelatihan manajemen emosi bukan sekadar belajar menahan amarah atau tidak menangis saat dikritik. Lebih dari itu, pelatihan ini melatih kita untuk memahami emosi, mengelola reaksi, dan tetap profesional dalam situasi yang menantang. Karena faktanya, tidak ada pekerjaan yang bebas dari tekanan dan interaksi manusia.

Life Skills x Satu Persen, melalui program In-House Training, merancang pelatihan manajemen emosi yang relevan untuk konteks kerja masa kini. Dengan pendekatan yang praktikal dan berbasis riset, program ini dirancang agar peserta tidak hanya paham teori, tapi juga mampu menerapkannya di keseharian kerja mereka.

Kalau Anda saat ini tergabung dalam komunitas, organisasi, atau perusahaan, pelatihan seperti ini bisa jadi investasi terbaik agar tim Anda lebih solid, saling memahami, dan produktif. Apalagi jika Anda menghadapi anggota tim yang sering salah paham, susah dikritik, atau mudah kehilangan motivasi karena masalah personal—ini saatnya belajar mengelola emosi sebagai bagian dari skill kerja.

Selain manajemen emosi, Life Skills Indonesia juga menawarkan pelatihan Time Management untuk membantu karyawan lebih fokus dan terorganisir, serta Creative Problem Solving untuk tim yang ingin meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kolaboratif. Anda bisa menghubungi tim kami melalui WhatsApp (0851-5079-3079) atau klik di sini untuk konsultasi gratis dan informasi lebih lanjut.

Jadi, kalau Anda ingin menghindari konflik kerja yang gak perlu, memperbaiki suasana tim, atau sekadar ingin belajar jadi pribadi yang lebih dewasa secara emosional, pelatihan ini layak Anda pertimbangkan.

Kenapa Karyawan Baperan Perlu Dilatih Manajemen Emosi?

Karyawan baperan bukan hanya soal karakter yang sensitif, tapi juga tentang ketidaksiapan menghadapi dunia kerja yang penuh tekanan, kritik, dan ekspektasi. Ketika seseorang tidak mampu mengelola emosinya, banyak dampak negatif yang muncul—baik untuk dirinya sendiri maupun lingkungan kerja di sekitarnya.

1. Ganggu Produktivitas
Bayangkan Anda sedang menyusun proyek penting dan harus menyampaikan feedback ke rekan kerja. Namun, alih-alih menerimanya sebagai masukan, ia malah merasa diserang secara pribadi. Akibatnya? Hubungan kerja renggang, kerja tim jadi lambat, dan kualitas output menurun. Situasi ini kerap terjadi ketika emosi negatif tidak dikelola dengan baik.

Emosi yang tidak stabil bisa membuat karyawan sulit fokus, cepat lelah secara mental, dan kehilangan motivasi. Padahal, pekerjaan membutuhkan konsistensi, logika, dan ketenangan. Pelatihan manajemen emosi hadir untuk mengatasi ini—agar individu bisa menyeimbangkan perasaan pribadi dengan tanggung jawab profesional.

2. Hambat Karier
Dalam banyak kasus, karyawan baper sulit menerima kritik, mudah tersinggung, dan cenderung defensif saat diberikan masukan. Ini membuat mereka terlihat tidak terbuka untuk berkembang, bahkan sulit diajak diskusi. Lama-lama, ini bisa menghambat kenaikan jabatan dan kepercayaan dari atasan.

Dengan mengikuti pelatihan seperti In-House Training dari Life Skills x Satu Persen, peserta diajak untuk lebih terbuka dalam menyikapi kritik, membangun resiliensi, dan memandang tantangan sebagai bagian dari pertumbuhan. Ini bukan sekadar tentang menjadi kuat, tapi tentang menjadi dewasa dalam menghadapi dinamika kerja.

3. Rusak Hubungan Tim
Tim yang solid butuh kepercayaan dan komunikasi yang terbuka. Tapi ketika salah satu anggota tim mudah baper, situasi menjadi canggung. Rekan kerja lain jadi sungkan memberi masukan atau merasa harus “menjaga perasaan” berlebihan, yang justru menurunkan efektivitas kolaborasi.

Maka dari itu, kemampuan komunikasi asertif dan empati sangat penting. Dalam pelatihan manajemen emosi, dua hal ini menjadi fokus utama. Tujuannya agar setiap individu bisa menyampaikan perasaan tanpa menyalahkan, dan bisa mendengarkan tanpa menghakimi.

Kalau Anda merasa tim Anda kurang harmonis atau sering mengalami miskomunikasi karena urusan perasaan, ini saatnya mempertimbangkan pelatihan manajemen emosi. Anda bisa menghubungi tim kami melalui WhatsApp (0851-5079-3079) atau klik di sini untuk konsultasi gratis dan informasi lebih lanjut.

Cara Mengelola Emosi di Lingkungan Kerja

Mengelola emosi bukan sesuatu yang instan. Dibutuhkan pemahaman, latihan, dan strategi yang tepat. Berikut beberapa pendekatan yang bisa Anda atau tim Anda lakukan:

1. Kenali Emosi dan Pemicu Anda
Langkah pertama adalah menyadari perasaan yang muncul dan apa penyebabnya. Apakah Anda mudah tersinggung saat dikritik? Apakah komentar rekan kerja sering Anda anggap personal? Self-awareness adalah kunci.

Gunakan teknik seperti journaling atau self-reflection di akhir hari kerja. Dengan begitu, Anda bisa lebih jernih menilai apakah emosi yang muncul proporsional dengan situasinya atau justru berlebihan.

2. Latih Respons yang Sehat
Setelah menyadari emosinya, tantangan berikutnya adalah mengontrol reaksi. Daripada langsung merespons dengan nada tinggi atau menghindar, coba tarik napas dalam, beri jeda, lalu pikirkan respon yang lebih profesional.

Di pelatihan In-House Training, peserta akan diajak praktik langsung dengan simulasi kasus—dari menerima kritik hingga konflik kerja. Praktik ini membantu membangun respon yang lebih matang dan solutif.

3. Bangun Pola Komunikasi Asertif
Komunikasi asertif berarti Anda menyampaikan kebutuhan dan pendapat dengan jelas, tanpa agresif atau pasif. Ini sangat penting agar tidak ada miskomunikasi yang memicu konflik emosional.

Latihan komunikasi ini juga dibahas dalam pelatihan Soft Skills for Team Building yang ditawarkan oleh Life Skills Indonesia—salah satu program yang melengkapi pelatihan manajemen emosi.

4. Kembangkan Mindset Positif dan Resiliensi
Lingkungan kerja tidak bisa selalu nyaman, tapi kita bisa memperkuat daya tahan mental dengan mengubah cara pandang. Lihat kritik sebagai sarana pengembangan, bukan serangan. Anggap kesalahan sebagai bahan belajar, bukan alasan untuk menyerah. Dengan mindset seperti ini, emosi bisa lebih terkendali dan kinerja lebih stabil.

Tertarik membangun tim yang lebih sehat secara emosional? Life Skills Indonesia siap bantu lewat In-House Training yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan atau komunitas Anda. Anda bisa menghubungi tim kami melalui WhatsApp (0851-5079-3079) atau klik di sini untuk konsultasi gratis dan informasi lebih lanjut.

Kesimpulan

Di dunia kerja yang serba cepat dan kompetitif, kemampuan teknis saja tidak cukup. Kecerdasan emosional adalah pondasi penting yang menentukan seberapa jauh Anda bisa bertahan, berkembang, dan berkontribusi.

Karyawan yang tidak mampu mengelola emosinya cenderung stagnan, sulit bekerja sama, bahkan merusak dinamika tim. Sebaliknya, karyawan yang cakap secara emosional lebih adaptif, terbuka terhadap masukan, dan menjadi aset berharga bagi perusahaan.

Maka dari itu, pelatihan manajemen emosi bukan sekadar solusi untuk “karyawan baperan”, melainkan investasi jangka panjang untuk membentuk tim yang lebih profesional, suportif, dan produktif.

Ajak tim Anda tumbuh, bukan baperan terus! Life Skills Indonesia bersama Satu Persen membuka program In-House Training seputar manajemen emosi yang dirancang untuk:

  • Meningkatkan self-awareness dan kontrol diri
  • Membentuk pola pikir positif dan resiliensi
  • Mengembangkan komunikasi asertif
  • Menumbuhkan empati dan kerja sama tim

Pelatihan ini bisa disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan, komunitas, atau organisasi Anda—baik secara daring maupun luring. Siap upgrade tim Anda jadi lebih profesional secara emosional? Anda bisa menghubungi tim kami melalui WhatsApp (0851-5079-3079) atau klik di sini untuk konsultasi gratis dan informasi lebih lanjut.

FAQ

  1. Apa keunggulan In-House Training dari Life Skills Indonesia?
    Program ini menggunakan materi berbasis sains, studi kasus nyata, tenaga ahli berpengalaman, serta dilengkapi dengan lembar kerja dan assessment untuk memastikan efektivitas pelatihan.
  2. Siapa yang cocok mengikuti pelatihan ini?
    Karyawan dari semua level, HRD, manajer, hingga komunitas relawan yang ingin membangun tim dengan kemampuan kerja sama dan komunikasi yang lebih baik.
  3. Apakah bisa disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan?
    Sangat bisa. Kami akan melakukan pre-assessment untuk menyesuaikan konten dan metode pelatihan.
  4. Apa keunggulan In-House Training dari Life Skills Indonesia?
    Program ini menggunakan materi berbasis sains, studi kasus nyata, tenaga ahli berpengalaman, serta dilengkapi dengan lembar kerja dan assessment untuk memastikan efektivitas pelatihan.
  5. Apakah bisa dilakukan secara online?
    Bisa! Pelatihan bisa dilaksanakan secara daring (via Zoom) maupun tatap muka, sesuai preferensi Anda.
  6. Bagaimana cara mendaftarnya?
    Anda bisa menghubungi tim kami melalui WhatsApp (0851-5079-3079) atau klik di sini untuk konsultasi gratis dan informasi lebih lanjut.
  7. Apakah ada topik lain yang bisa dipilih untuk In-House Training?
    Life Skills Indonesia menawarkan berbagai topik mulai dari soft skills, kesehatan mental, keuangan, manajemen, hingga pemasaran digital. Topik-topik ini bisa disesuaikan dengan kebutuhan dari perusahaan Anda.

Bagikan artikel

Disclaimer

Jika Anda sedang mengalami krisis psikologis yang mengancam hidup Anda, layanan ini tidak direkomendasikan.

Silakan menghubungi 119.