Key Takeaways:
- EduRank merilis daftar kampus terbaik di Indonesia untuk jurusan Psikologi.
- Penilaian berdasarkan jumlah publikasi dan sitasi riset dari masing-masing kampus.
- Universitas Indonesia menempati peringkat tertinggi untuk bidang Psikologi di Indonesia.
- Banyak kampus negeri ternama masuk dalam daftar ini, termasuk UGM, Unpad, hingga UIN Sunan Kalijaga.
- Jurusan Psikologi masih jadi favorit karena makin banyak yang sadar pentingnya kesehatan mental.

Beberapa tahun terakhir, minat kuliah di jurusan Psikologi makin tinggi. Kalau lo perhatiin, topik tentang kesehatan mental juga udah jadi pembahasan umum di media sosial, YouTube, bahkan jadi konten di TikTok. Hal ini bikin banyak anak muda sadar bahwa belajar soal manusia—terutama pikiran dan perilaku—itu penting banget, apalagi buat generasi yang lagi berjuang paham sama diri sendiri.
Gue sering denger dari temen-temen yang masuk Psikologi, awalnya mereka cuma pengen “bantu orang lain” atau “pengen tahu kenapa gue overthinking terus”, tapi setelah masuk jurusan ini, mereka makin terbuka soal dinamika manusia. Dari mulai relasi, trauma, cara berpikir, sampai cara kerja otak.
Nah, di tengah hype ini, wajar dong kalau lo mulai mikir, “Kalau gue pengen kuliah Psikologi, kampus mana yang oke?”
Untungnya, EduRank 2025 baru aja ngeluarin daftar universitas terbaik bidang Psikologi di Indonesia. Penilaiannya didasarkan pada performa riset dari masing-masing kampus, termasuk jumlah publikasi dan seberapa sering penelitian mereka disitasi (dikutip) oleh peneliti lain. Ini artinya, kampus-kampus ini aktif banget dalam pengembangan ilmu Psikologi, dan itu bisa jadi indikator kualitas pengajar dan kurikulum mereka.

Daftar kampus terbaik bidang Psikologi versi EduRank 2025 (Top 10):
- Universitas Indonesia (UI) – Peringkat dunia: 429
- Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) – Peringkat dunia: 643
- Universitas Negeri Malang (UM) – Peringkat dunia: 705
- Universitas Negeri Padang (UNP) – Peringkat dunia: 716
- Universitas Airlangga (Unair) – Peringkat dunia: 799
- Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) – Peringkat dunia: 813
- Universitas Sebelas Maret (UNS) – Peringkat dunia: 830
- Universitas Gadjah Mada (UGM) – Peringkat dunia: 834
- Universitas Negeri Semarang (UNNES) – Peringkat dunia: 935
- Universitas Negeri Surabaya (UNESA) – Peringkat dunia: 986
Melihat nama-nama ini, kita bisa lihat bahwa nggak cuma universitas yang udah sering masuk ranking global kayak UI atau UGM aja yang kuat di bidang Psikologi, tapi juga kampus-kampus berbasis pendidikan kayak UPI, UNY, dan UM punya posisi bagus dalam kontribusi risetnya.
Kalau lo lagi mempertimbangkan buat kuliah di jurusan ini, informasi ini bisa banget jadi pertimbangan penting. Karena kuliah Psikologi itu nggak cuma soal “dengerin curhat” atau “baca teori Freud”, tapi juga soal ngembangin perspektif dan cara berpikir kritis lewat riset, diskusi, dan praktik lapangan.
Selanjutnya kita bahas kenapa jurusan ini penting dan cocok buat lo yang pengen kenal diri sendiri dan bantu orang lain.
Kenapa Jurusan Psikologi Relevan Banget Buat Gen Z
Gue rasa banyak dari lo yang mungkin lagi ngerasa overthinking, gampang burnout, atau bahkan questioning tentang siapa diri lo sebenernya. Dan itu wajar banget. Lo hidup di era yang serba cepat, serba kelihatan "sempurna" di media sosial, tapi kadang bikin lo malah nggak yakin sama diri sendiri.
Di sinilah pentingnya belajar Psikologi. Jurusan ini ngajarin lo untuk lebih kenal sama diri lo, lebih ngerti cara kerja pikiran manusia, dan lebih peka sama dinamika emosional—baik di diri sendiri maupun orang lain.

Beberapa alasan kenapa Psikologi cocok buat Gen Z:
Self-awareness itu kunci
Salah satu hal paling powerful yang lo dapet dari Psikologi adalah kesadaran diri. Lo jadi lebih ngerti kenapa lo punya pola pikir tertentu, kenapa lo gampang anxious, dan gimana caranya ngebangun coping skill yang sehat.
Psikologi itu fleksibel dan aplikatif
Ilmu ini bisa lo aplikasikan ke banyak bidang: HRD, komunikasi, marketing, pendidikan, bahkan teknologi. Lo mau kerja di korporat? Bisa. Mau jadi praktisi? Bisa. Mau jadi content creator yang edukatif? Bisa juga.
Peluang kerja makin luas
Seiring meningkatnya kesadaran soal mental health, makin banyak perusahaan dan organisasi yang butuh tenaga ahli Psikologi. Bahkan, banyak startup sekarang punya divisi people development yang fokusnya nggak cuma ke kinerja, tapi juga ke well-being karyawannya.
Bisa bantu orang lain dengan cara realistis
Kalau lo punya hasrat buat bantuin orang tapi juga pengen tetap rasional dan punya fondasi ilmu yang kuat, Psikologi bisa jadi jalan yang pas. Karena lo bukan cuma nebak-nebak kondisi orang lain, tapi belajar buat paham dari sisi teori dan praktik.
Jadi, buat lo yang ngerasa relate sama hal-hal tadi, bisa jadi jurusan Psikologi emang cocok buat lo. Tapi inget, masuk Psikologi juga perlu komitmen. Lo bakal belajar statistik, metode penelitian, filsafat, sampai neuropsikologi. Ini bukan cuma soal jadi “teman curhat yang bijak”.
Tips Milih Kampus Psikologi Sesuai Gaya Belajar Lo
Oke, anggap aja lo udah mantap mau masuk Psikologi. Pertanyaan selanjutnya: kampus mana yang cocok buat lo?
Gue bantu breakdown berdasarkan beberapa gaya belajar dan kebutuhan pribadi lo.
1. Lo Suka Riset dan Akademik
Kalau lo suka baca jurnal, diskusi teori, dan pengen lanjut S2/S3 ke luar negeri, lo bisa consider kampus-kampus kayak:
- Universitas Indonesia (UI)
- Universitas Gadjah Mada (UGM)
- Universitas Airlangga (Unair)
Kampus ini kuat banget di sisi penelitian. Banyak dosennya juga terlibat dalam publikasi ilmiah dan kolaborasi internasional.
2. Lo Suka Belajar Praktis dan Langsung Turun ke Lapangan
Kalau lo lebih suka praktik langsung dan pengen cepat kerja setelah lulus, coba pertimbangkan:
- Universitas Negeri Yogyakarta (UNY)
- Universitas Negeri Malang (UM)
- Universitas Negeri Semarang (UNNES)
Kampus berbasis pendidikan biasanya punya mata kuliah praktikum yang lebih intensif dan kerja sama lapangan yang luas, kayak ke sekolah, rumah sakit, atau lembaga sosial.
3. Lo Anak Kreatif atau Suka Teknologi
Kalau lo pengen gabungin Psikologi sama teknologi, desain, atau bahkan bikin konten, kampus seperti:
- Binus University
- Universitas Padjadjaran (Unpad)
Cocok banget buat lo. Banyak alumni Psikologi dari kampus ini yang sekarang kerja di startup, jadi UX researcher, HR tech, atau bahkan jadi edukator online.
4. Lo Pengin Lingkungan Religius atau Pesantren
Kalau lo pengen belajar Psikologi tapi juga tetap dapet lingkungan yang religious-friendly, kampus seperti:
- UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
- Universitas Ahmad Dahlan
Bisa jadi pilihan. Banyak yang nyari keseimbangan antara ilmu dan spiritual, dan kampus ini kasih porsi dua-duanya.
Nah, lo udah tau kampus mana aja yang masuk ranking EduRank dan juga gimana caranya milih sesuai kebutuhan dan gaya belajar lo. Di bagian selanjutnya, gue bakal bantu lo pertimbangkan plus minus kuliah Psikologi, plus rekomendasi lanjutannya kalau lo pengin belajar psikologi tanpa harus nunggu kuliah formal.
Hal yang Perlu Lo Pertimbangkan Sebelum Masuk Jurusan Psikologi
Masuk Psikologi itu emang keren, tapi bukan berarti cocok buat semua orang. Nah, sebelum lo bener-bener daftar, ada beberapa hal yang wajib banget lo pertimbangin biar nggak nyesel di tengah jalan.
1. Lo Nggak Akan Cuma Belajar "Ngerti Orang"
Banyak yang mikir kuliah Psikologi itu isinya belajar baca karakter orang, jadi teman curhat, atau belajar cara menghipnotis orang. Nyatanya? Nggak sesimpel itu.
Lo akan belajar:
- Statistik dan metode penelitian (yes, ada hitung-hitungannya!)
- Filsafat ilmu
- Biopsikologi dan anatomi otak
- Psikometri dan asesmen psikologis
Jadi kalau lo anti banget sama matematika, lo perlu siap-siap. Karena di Psikologi, data dan angka tetap penting buat ambil keputusan berbasis bukti (evidence-based).
2. Butuh Empati dan Juga Batasan Diri
Lo harus punya empati buat memahami orang lain, tapi juga tahu kapan lo perlu pasang batas. Dengerin cerita orang bisa capek banget secara emosional. Jangan sampai lo burnout karena semua masalah orang lo masukin ke hati.
Makanya, belajar psikologi bukan cuma soal bantu orang lain, tapi juga belajar ngejaga kesehatan mental lo sendiri.
3. Gelar Sarjana Psikologi Nggak Otomatis Jadi Psikolog
Kalau lo lulus S1 Psikologi, gelar lo itu Sarjana Psikologi (S.Psi). Tapi kalau lo pengen jadi psikolog klinis yang bisa praktik, lo harus lanjut S2 Profesi Psikologi.
Jadi lo perlu siap buat perjalanan akademik yang cukup panjang kalau emang tujuannya mau buka praktik atau jadi psikolog profesional.
4. Persaingan Kerja yang Ketat
Karena jurusan ini makin populer, makin banyak juga saingannya. Tapi bukan berarti lo nggak punya peluang. Justru ini jadi motivasi buat lo cari keunikan—mungkin lo bisa gabungin psikologi sama digital marketing, desain, bisnis, atau edukasi.
Intinya: Lo bisa survive kalau lo kreatif dan fleksibel ngembangin ilmunya.
Follow & Subscribe Transfer Wawasan buat dapet info seputar kuliah lainnya.
FAQ
Q: Kalau gue suka dengerin curhat temen, cocok nggak ambil Psikologi?
A: Bisa jadi itu pertanda awal, tapi kuliah Psikologi bukan cuma soal curhat-curhatan. Lo juga bakal belajar sains dan teori. Jadi pastiin lo juga punya minat belajar yang mendalam, bukan cuma karena “kayaknya seru”.
Q: Apa harus punya nilai tinggi di IPA buat bisa masuk Psikologi?
A: Nggak selalu. Beberapa kampus nerima anak IPS juga kok. Tapi lo tetap perlu siap belajar biologi dasar dan statistik. Jadi, penting buat punya kesiapan belajar lintas bidang.
Q: Gimana prospek kerja lulusan Psikologi?
A: Cukup luas. Lo bisa kerja di HRD, edukasi, marketing, content strategist, UX research, konselor sekolah, sampai jadi peneliti. Tapi inget, semua butuh usaha dan pengalaman.
Q: S1 Psikologi bisa langsung buka praktik?
A: Belum bisa. Lo harus lanjut ke S2 Profesi Psikologi dan dapet izin praktik dari Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI) untuk jadi psikolog.
Q: Apa bisa belajar Psikologi meski nggak kuliah di jurusan Psikologi?
A: Bisa banget! Sekarang banyak banget sumber belajar online buat lo yang pengen paham dasar Psikologi. Misalnya lo bisa follow akun Transfer Wawasan dari Satu Persen yang ngebahas berbagai topik mental health, psikologi praktis, dan pengembangan diri dari sudut pandang ilmu.