Pernah gak sih lo ngebayangin gimana hidup lo 5-10 tahun kedepan? Apakah lo yakin semua hal yang lo lakuin saat ini sudah mengarah ke kehidupan ideal yang selama ini lo dambakan? Gimana kalau apa yang lo lakuin sekarang justru malah ngasih dampak buruk dalam jangka panjang? Apa yang harus dilakuin?
Di artikel kali ini, kita bakal ngebahas Filosofi Tujuan Hidup: Antara Makna, Ambisi, dan Kebahagiaan.
Apa Itu Tujuan Hidup?
Kita coba mulai dari pertanyaan mendasar dulu ya. Sebenernya tujuan hidup itu apa sih? Well, setiap orang pasti punya definisinya masing-masing. Tapi, gue pengen kita samain definisi dulu ya biar pembahasannya jadi lebih enak.
Simpelnya gini, tujuan hidup adalah hal-hal besar yang lo pengen capai dalam hidup. Biasanya, hal-hal ini perlu banget waktu dan usaha yang cukup lama sampe akhirnya tujuan ini bener-bener bisa tercapai. Misalnya lo pengen jadi dokter, mungkin lo perlu waktu berpuluh-puluh tahun sekolah dari SD sampe Koas buat bisa jadi dokter. Itu baru waktu aja, belum biaya dan tenaga yang dikeluarin buat jadi dokter.
Kenapa sih tujuan hidup jadi penting? Dari beberapa sumber yang gue baca, tujuan hidup bisa ngasih kita fokus arah gerak yang jelas dalam hidup. Tujuan hidup bisa jadi bahan pertimbangan kita sebelum berpikir, berperilaku, dan mengambil keputusan. Ibaratnya, kita gak milih asal-asalan lagi lah, apalagi kalau itu gak sesuai sama tujuan.
Selain itu, tujuan hidup juga bisa ngebantu kita buat nge-maintain visi jangka panjang kita, sembari menyeimbangkan kebutuhan jangka pendek kita. Ibaratnya, setiap tindakan yang kita lakuin saat ini bakal mempengaruhi tujuan jangka panjang kita.
Nah masalah yang seringkali gue temukan ketika menangani beberapa masalah client di mentoring Satu Persen adalah:
- Ada orang yang kehidupan sehari-harinya aman dan teratur, tapi dia ngerasa stuck dan gak tau apa yang dia pengen dalam hidup. Jadi kek robot yang cuma kerja aja, ngelarin tugas, tapi gak tau rencana jangka panjanganya gimana.
- Ada orang yang udah punya visi jangka panjang oke, tapi kehidupan sehari-hari dia malah fucked up. Cashflow masih minus, hubungan sama keluarga kurang oke, gak punya support system, pola hidup kurang sehat, dsb.
- Atau keduanya, kehidupan sehari-hari fucked up + gak punya tujuan hidup yang jelas. Akhirnya apa? Quarter life crisis :)
Terus, gimana cara biar kita bisa punya tujuan hidup yang bermakna tapi tetep ngasih balancing di kehidupan kita?
Filosofi Tujuan Hidup & Standar Sosial
Apa yang membuat tujuan hidup bisa terasa bermakna? Dari beberapa sumber yang gue baca + hasil analisis gue pribadi, gue menemukan 3 aspek yang menentukan apakah tujuan hidup kita akan bermakna atau nggak:
- Meaning. Tujuan hidup adalah sesuatu yang lo anggap sangat penting dan bisa ngasih lo kepuasan hidup, yang akhirnya bikin hidup lo jadi lebih berarti.
- Purpose: Idealnya, selalu ada alasan kenapa lo memilih satu hal jadi tujuan hidup. Alasan ini bisa berangkat dari sesuatu yang lo percaya, atau masalah yang terjadi di sekitar lo.
- Identity. Tujuan hidup yang ideal biasanya bisa merefleksikan diri lo sendiri. Lo bisa bebas berekspresi dan jadi diri sendiri tanpa paksaan siapapun.
Keliatan simpel ya? Tapi, yang simpel belum tentu mudah, apalagi kalau kita belum tau tujuan hidup sendiri. Karena di luar sana banyak banget aliran-aliran filosofi yang memaknai ketiga aspek tujuan hidup tadi dengan perspektif yang beda. Mungkin akhirnya hal ini yang bikin sebagian dari kita bingung buat nentuin tujuan hidup.
Belum lagi kita ngomongin tujuan hidup yang dibentuk karena standar sosial masyarakat. Coba deh lo tanya orang-orang sekitar lo sekarang, kemungkinan besar lo akan menemukan pola di tujuan hidup mereka:
- Lulus sekolah, punya gelar sarjana
- Kerja jadi PNS atau punya pekerjaan stabil
- Nikah dan punya anak
- Punya rumah dan beli mobil
- Dsb.
Masalahnya adalah, gak semua orang cocok dan mau sama jalan hidup. Nggak fair juga kan kalau kita ngecap orang gagal karena dia kaga ngikutin jalan hidup sesuai standar sosial.
Terus, gimana cara biar kita punya tujuan hidup yang sesuai dengan keinginan kita?
Life Planning ala Satu Persen
Gue dan Satu Persen melihat kalau banyak orang yang masih struggling buat nemuin dan nentuin tujuan hidup. That’s why, kita coba bikin kurikulum Life Skills buat lo yang masih kebingungan atau dilema soal tujuan hidup. Kurikulum ini semacam panduan step-by-step yang bisa lo pertimbangkan buat menentukan tujuan hidup.
Kurikulum ini bentuknya segitiga, dan dibacanya dari bawah ya. Jadi level 1 itu yang paling bawah, dan yang paling atas itu level 4. Kenapa bentuknya segitiga? Karena semakin atas, orangnya semakin sedikit. Ya lo bisa liat aja di Indonesia, jumlah orang kaya udah jelas lebih sedikit dari jumlah orang miskin.
Kurikulum ini punya 4 level:
- Level 1: Survive
- Level 2: Safety Net & Risk Management
- Level 3: Happy, Healthy, Productive
- Level 4: Freedom Legacy
Kita bahas satu-satu ya.
Level 1: Survive
Level 1 itu intinya adalah kebutuhan dasar. Tapi, kebutuhan dasar di zaman sekarang itu lebih dari sekedar sandang pangan papan aja; lo juga harus punya: 1) Cashflow balance antara pemasukan dan pengeluaran, 2) Punya support system, at least keluarga, 3) Infrastruktur yang menunjang hidup dan kerjaan lo, 4) Kemampuan berpikir efektif dan problem solving, 5) Basic manner, etika, citizenship, dan fashion.
Level 2: Safety Net & Risk Management
Kalau level 1 itu tentang survive, level 2 itu tentang proteksi, alias gimana caranya hidup lo tetep bisa aman dengan segala risiko yang mungkin terjadi. Ada beberapa aspek: 1) Lo harus punya manajemen yang oke terhadap risiko, 2) Lo wajib punya dana darurat, 3) Lo harus punya asuransi, minimal BPJS, 4) Lo harus menjaga data-data digital lo.
Level 3: Happy, Healthy, and Productive
Menurut gue, level 1 & 2 itu wajib lo penuhin. Tapi di level 3, lo gak harus menuhin semuanya di waktu yang bersamaan. Cukup pilih aja 2 atau 3 aspek yang pengen lo fokusin, supaya lo lebih bisa menikmati hidup. Misalnya, lo mau fokus ke mental health, personal growth, personal finance, dsb. Intinya, sesuai sama preferensi lo aja.
Karena ini aspeknya cukup banyak, lo bisa pause dulu aja videonya, terus lo baca dan refleksikan satu-satu aspeknya ya.
Level 4: Freedom & Legacy
Nah, hidup lo bakal enak banget kalau udah masuk level 4. Level 3 juga sebenernya udah enak, tapi bedanya level 1-3 itu fokus ke diri sendiri, nah di level 4 ini adalah saatnya lo bisa ngasih kontribusi ke orang lain dan masyarakat umum.
Let’s say sekarang lo lagi mulai dari 0. Terus, gimana cara lo pake kurikulum life skills buat merencanakan tujuan hidup?
- Prioritasin level 1 & 2 dulu. Lo wajib menuhin semua aspek yang ada di sana. Misalnya, kalau cashflow lo masih minus, berarti lo perlu hidup lebih hemat atau nyari penghasilan tambahan. Atau, lo gak punya BPJS, segera bikin BPJS. Karena tujuan lo di level ini adalah untuk survive dan hidup aman.
- Setelah level 1 & 2 aman, lo bisa pilih 2-3 aspek di level 3 yang bisa bikin hidup lo jadi lebih bermakna. Gak ada pilihan yang benar dan salah, semuanya tergantung dari preferensi lo aja. Pilih aspek yang sekiranya penitng dan lo butuhin, terus jadikan aspek-aspek itu sebagai pertimbangan utama ketika lo mau melakukan atau memutuskan sesuatu.
- Setelah lo ngerasa cukup sama diri sendiri, lo bisa consider buat move ke level 4 yang tujuannya adalah ngasih impact ke orang lain dan masyarakat secara luas. Apapun bidangnya, selama lo ngerasa aktivitas itu bisa ngasih impact positif buat orang lain, gasin aja.
Nah itu tadi 3 step yang bisa lo pertimbangkan untuk merencanakan tujuan hidup base on kurikulum Satu Persen. Gimana menurut lo?
Jadi, Apa Pilihan Terbaiknya?
Kalau lo nanya ke gue dan Satu Persen dari mana kita tau kalau tujuan hidup kita udah oke? Jawabannya adalah tergantung konteks diri lo sendiri. Karena apa yang baik di gue, belum tentu baik di lo. Makanya semuanya harus disesuaikan sama kondisi masing-masing.
Prinsipnya gini: Selama tujuan hidup lo itu sesuai dengan apa yang lo mau, gak ngerugiin diri sendiri dan orang lain, gasin aja. Gak usah peduliin omongan dan nynyirian orang lain yang sebenernya emang gak penting juga buat lo pikirin. Yang peting, fokus aja ke apa yang jadi tujuan hidup lo selanjutnya.
Tapi, gue juga paham gak semua orang naturally bisa bikin life planning sendiri. That’s why, Life Skills ID, sister company Satu Persen selalu rutin ngadain webinar Life Planning buat ngebantu lo nentuin tujuan hidup dan bikin rencana buat mencapainya. Nanti di sana gue yang bakal jadi pematerinya, dan kita bakal bedah lebih jauh soal kurikulum Life Skills yang sebelumnya udah gue jelasin.
Kalau lo pengen pengalaman yang lebih private dan personalized, lo bisa coba daftar konsultasi di Life Consultation. Mentor atau Psikolog bakal ngebantu mendampingi lo dalam proses planning kehidupan sesuai dengan keinginan lo. Kalau lo tertarik, silakan cek link yang ada di description ya. Di sana banyak resources gratis juga yang bisa lo manfaatin.
That’s all for now. Akhir kata, Gue Jhon dari Satu Persen, thanks.