Key Takeaways
- Perbedaan utama ENFP-A dan ENFP-T terletak pada cara mereka merespons stres dan ketidakpastian. ENFP-A cenderung lebih percaya diri dan santai, sedangkan ENFP-T lebih peka terhadap kritik dan rentan overthinking.
- ENFP-A (Assertive) mendapatkan validasi dari dalam diri, nggak terlalu peduli dengan pendapat orang lain, dan lebih stabil secara emosional.
- ENFP-T (Turbulent) cenderung mencari validasi eksternal, sangat peduli dengan harmoni sosial, dan sering kali menjadi seorang perfeksionis yang kritis terhadap diri sendiri.
- Nggak ada yang lebih baik antara ENFP-A atau ENFP-T. Keduanya punya kelebihan dan kekurangan masing-masing, dan kunci utamanya adalah memahami cara memaksimalkan potensi diri lo.
Pernah nggak sih lo ngerasa semangat banget ngejar ide baru, supel abis pas ketemu orang, tapi di sisi lain, lo juga gampang banget overthinking soal hal-hal kecil? Atau mungkin lo kenal temen ENFP yang satu kelihatannya chill dan percaya diri banget, sementara yang satu lagi kelihatan lebih sering cemas dan butuh diyakinkan? Kalau iya, lo nggak sendirian. Ini adalah fenomena umum yang ngebedain dua "rasa" dari kepribadian ENFP. Di Satu Persen, kami percaya memahami berbagai dinamika kehidupan adalah kunci untuk bisa bertumbuh. Nah, sebelum kita bedah lebih jauh soal ENFP-A dan ENFP-T, kalau lo penasaran sama tipe kepribadian lo dan gimana itu ngaruh ke cara lo menghadapi masalah, cek kumpulan artikel kami seputar MBTI dan tes kepribadian lainnya di website kami. Siapa tahu lo dapat pencerahan baru!
Sebentar, A dan T Ini Datangnya dari Mana Sih?
Mungkin lo bertanya-tanya, "Perasaan dulu MBTI cuma 4 huruf, deh. Kok sekarang ada embel-embel -A sama -T?" Pertanyaan bagus! Huruf kelima ini, yang disebut sebagai Identity, adalah tambahan dari model 16Personalities yang terinspirasi dari model kepribadian Big Five, khususnya pada aspek Neuroticism.
Jangan panik dulu denger kata "neuroticism". Dalam psikologi, ini bukan berarti lo neurotik atau gila, ya. Neuroticism adalah spektrum yang mengukur seberapa sensitif seseorang terhadap stres dan emosi negatif.
- Assertive (-A) berada di sisi spektrum yang lebih rendah neurotismenya. Mereka cenderung lebih stabil secara emosional, percaya diri, dan nggak gampang goyah sama tekanan.
- Turbulent (-T) berada di sisi spektrum yang lebih tinggi. Mereka lebih sensitif, reaktif terhadap stres, dan sering kali didorong oleh keinginan untuk terus memperbaiki diri (yang kadang berujung pada perfeksionisme).
Jadi, A dan T ini ibarat filter atau "bumbu" tambahan yang mewarnai keempat fungsi kognitif dasar dari seorang ENFP.
Jadi, Apa Bedanya ENFP-A dan ENFP-T di Kehidupan Sehari-hari?
Meskipun sama-sama punya jiwa bebas, kreatif, dan antusias khas ENFP, cara ENFP-A dan ENFP-T mengekspresikan diri bisa beda banget. Coba kita bedah satu per satu, ya.
1. Cara Menghadapi Stres dan Kritik
Ini perbedaan yang paling kelihatan. Bayangin ada proyek penting yang gagal.
- ENFP-A (The Assertive Campaigner): Mungkin bakal bilang, "Yah, gagal. Oke, what's next? Apa yang bisa dipelajari dari sini?" Mereka cenderung melihat kegagalan sebagai pengalaman belajar dan nggak terlalu lama terpuruk. Kalau dikritik, mereka bisa memilah mana yang membangun dan mana yang cuma angin lalu.
- ENFP-T (The Turbulent Campaigner): Reaksinya bisa lebih intens. "Aduh, ini salah gue di mana ya? Apa gue kurang kerja keras? Jangan-jangan semua orang kecewa sama gue." Mereka sangat sensitif terhadap kritik dan cenderung menyalahkan diri sendiri. Stres kecil bisa terasa seperti beban besar.
2. Kepercayaan Diri dan Kebutuhan Validasi
- ENFP-A: Punya sumber kepercayaan diri yang internal. Mereka tahu nilai diri mereka dan nggak terlalu butuh pujian atau pengakuan dari orang lain untuk merasa baik-baik saja. Mereka lebih fokus pada standar yang mereka tetapkan untuk diri sendiri.
- ENFP-T: Sering kali mencari validasi dari luar. Pujian dari atasan, likes di media sosial, atau persetujuan dari teman-teman bisa sangat berarti bagi mereka. Di satu sisi, ini membuat mereka sangat peka dan empatik terhadap perasaan orang lain, tapi di sisi lain, bisa membuat mereka rentan terhadap people-pleasing.
3. Mengejar Tujuan dan Ambisi
Keduanya sama-sama punya banyak ide dan mimpi. Tapi cara ngejarnya beda.
- ENFP-A: Cenderung lebih santai dalam prosesnya. Mereka percaya pada kemampuan mereka dan yakin kalaupun ada rintangan, mereka bisa mengatasinya. Mereka lebih fokus pada progress over perfection.
- ENFP-T: Didorong oleh perfeksionisme. Mereka menetapkan standar yang sangat tinggi untuk diri sendiri. Ini bisa jadi pedang bermata dua: di satu sisi, ini mendorong mereka untuk menghasilkan karya yang luar biasa. Di sisi lain, ini bisa menyebabkan burnout, prokrastinasi (karena takut nggak sempurna), dan perasaan nggak pernah cukup baik.
Satu Persen adalah media edukasi life skills dan psikologi kehidupan yang mengajarkan pelajaran hidup yang tidak diajarkan di sekolah. Kami ngebahas soal pemahaman diri, hubungan sosial, produktivitas, karir, hingga makna hidup. Misi kami adalah membawamu berkembang mencapai kehidupan yang kamu layak dapatkan, setidaknya satu persen setiap harinya.
Di Komunitas Satu Persen, lo bisa kenalan sama temen baru, ikut event seru, dan dapet banyak insight buat #HidupSeutuhnya. Yuk, jadi bagian dari Komunitas Satu Persen. Dapetin insight, koneksi, dan pengalaman seru bareng ribuan anggota lainnya. Klik di sini untuk info selengkapnya.
Terus Gue Harus Gimana? Tips Buat ENFP-A dan ENFP-T
Ingat, nggak ada yang lebih superior. Keduanya adalah sisi dari koin yang sama. Kuncinya adalah mengenali kecenderungan lo dan belajar mengelolanya.
Untuk Lo yang ENFP-A (The Assertive Campaigner):
- Waspada overconfidence. Kepercayaan diri itu bagus, tapi jangan sampai bikin lo meremehkan masalah atau masukan dari orang lain.
- Latih empati secara sadar. Karena lo nggak terlalu terpengaruh sama emosi negatif, kadang lo bisa lupa kalau orang lain (terutama Tipe T) lebih sensitif. Coba lebih peka terhadap perasaan mereka.
- Jangan abaikan kritik membangun. Kadang, karena terlalu santai, lo bisa melewatkan kritik penting yang sebenarnya bisa bikin lo berkembang.
Untuk Lo yang ENFP-T (The Turbulent Campaigner):
- Jadikan self-criticism sebagai motivasi, bukan penjara. Alih-alih mikir "gue jelek banget," coba ganti jadi "oke, bagian mana yang bisa gue tingkatkan lain kali?"
- Belajar kelola stres. Temukan cara sehat buat melepas stres, entah itu lewat olahraga, jurnal, atau ngobrol sama orang yang lo percaya. Jangan dipendam sendirian.
- Rayakan progres kecil. Jangan nunggu sampai sempurna baru merasa bangga. Selesaikan satu tugas kecil? Apresiasi diri lo. Itu adalah langkah maju yang nyata.
Kesimpulan
Pada akhirnya, menjadi ENFP-A atau ENFP-T bukanlah sebuah label mati yang menentukan takdir lo. Ini adalah peta yang menunjukkan kecenderungan alami lo dalam merespons dunia. ENFP-A membawa stabilitas dan ketenangan, sementara ENFP-T membawa dorongan untuk terus berkembang dan kepekaan yang mendalam. Keduanya sama-sama berharga. Yang terpenting adalah gimana lo bisa memaksimalkan kelebihan dan mengelola kekurangan dari 'varian' lo ini untuk menjalani hidup yang lebih autentik dan memuaskan. Ingat, perjalanan jadi lebih baik itu maraton, bukan sprint. Teruslah berproses untuk jadi lebih baik, setidaknya satu persen setiap hari, sesuai filosofi Satu Persen.
Coba deh ikutan Tes Psikologi Gratis dari Satu Persen di sini. Tes ini bisa bantu lo dapat gambaran awal tentang diri lo, lho.
FAQ (Frequently Asked Questions)
1. Apakah tipe kepribadian ENFP-A atau ENFP-T bisa berubah seiring waktu?
Tipe kepribadian inti (ENFP) cenderung stabil, tapi letak lo di spektrum Assertive-Turbulent bisa bergeser. Pengalaman hidup, terapi, atau usaha pengembangan diri yang sadar bisa membuat seorang Tipe T menjadi lebih 'tenang' atau Tipe A menjadi lebih peka.
2. Mana yang lebih baik antara ENFP-A dan ENFP-T?
Tidak ada yang lebih baik. Keduanya punya kekuatan dan area pengembangan masing-masing; ENFP-A unggul dalam stabilitas dan kepercayaan diri, sedangkan ENFP-T unggul dalam kepekaan, empati, dan dorongan untuk perbaikan diri.
3. Kenapa hasil tes MBTI saya bisa berubah-ubah?
Hasil tes bisa bervariasi tergantung pada suasana hati lo saat mengerjakannya, pemahaman lo terhadap pertanyaan, atau platform tes yang berbeda. Anggap saja hasilnya sebagai panduan, bukan label permanen.
4. Apa bedanya Psikotes Gratis Satu Persen dengan tes MBTI lain di internet?
Psikotes Gratis kami dirancang oleh psikolog profesional Indonesia dan tidak hanya memberi label, tapi juga memberikan feedback praktis untuk pengembangan diri. Tujuannya adalah membantu lo memahami diri sendiri secara lebih utuh.
5. Apa yang saya dapatkan kalau ikut Psikotes Premium Satu Persen?
Dengan Psikotes Premium, lo akan mendapatkan laporan analisis kepribadian super lengkap (lebih dari 30 halaman), video penjelasan hasil dari psikolog, serta rekomendasi langkah pengembangan diri yang dipersonalisasi.