Key Takeaways
- Banyak Gen Z mengandalkan orang tua dalam mencari kerja, mulai dari meminta bantuan mencarikan lowongan sampai membawa mereka saat wawancara.
- Keterlibatan orang tua yang berlebihan bisa berdampak buruk, termasuk mengurangi kredibilitas dan membuat calon bos meragukan kemandirian pelamar.
- Orang tua tetap bisa mendukung anak secara positif, misalnya dengan membantu mengulas CV atau memberikan saran tanpa mengambil alih proses pencarian kerja.
- Pola asuh orang tua berpengaruh terhadap kemandirian karier anak, sehingga penting bagi mereka untuk membimbing tanpa mengontrol.

Lo pernah nggak sih denger cerita teman atau mungkin ngalamin sendiri, di mana orang tua terlalu terlibat dalam proses cari kerja? Misalnya, mereka yang minta orang tua mencarikan lowongan, bahkan sampai membawa mereka ke sesi wawancara kerja. Kalau iya, berarti lo nggak sendirian.
Sebuah survei terbaru mengungkapkan bahwa 70% Gen Z mengandalkan orang tua dalam proses melamar kerja. Bahkan, ada 25% yang membawa orang tua saat wawancara dan 16% yang meminta mereka mengirimkan surat lamaran kerja. Parahnya lagi, 83% Gen Z percaya bahwa mereka bisa dapat kerja berkat peran langsung orang tua mereka.
Fenomena ini menunjukkan bahwa banyak dari kita yang masih bergantung pada orang tua dalam urusan karier. Padahal, di dunia kerja, mandiri dan proaktif itu penting banget. Keterlibatan orang tua yang berlebihan justru bisa berdampak negatif, terutama soal citra profesionalisme dan kredibilitas.
Di sisi lain, orang tua pasti ingin yang terbaik buat anak-anaknya. Mereka ingin memastikan anaknya dapat pekerjaan yang aman, nyaman, dan sesuai dengan harapan mereka. Tapi, sampai sejauh mana batasannya? Apakah keterlibatan orang tua ini benar-benar membantu atau malah merugikan? Yuk, bahas lebih dalam!

Kenapa Gen Z Mengandalkan Orang Tua dalam Mencari Kerja?
Fenomena Gen Z yang masih bergantung pada orang tua saat melamar kerja tentu bukan tanpa alasan. Ada beberapa faktor utama yang menyebabkan hal ini terjadi:
1. Pola Asuh yang Terlalu Protektif
Banyak orang tua zaman sekarang menerapkan pola asuh helikopter, di mana mereka selalu mengawasi dan ikut campur dalam setiap aspek kehidupan anak. Tujuannya memang baik, yaitu melindungi anak dari kegagalan atau kesulitan. Tapi, dampaknya bisa bikin anak kurang percaya diri dalam mengambil keputusan sendiri, termasuk dalam urusan karier.
2. Takut Salah Langkah dan Gagal
Gen Z hidup di era yang penuh tekanan, terutama dalam hal karier. Kompetisi yang ketat, persyaratan kerja yang makin tinggi, dan ekspektasi sosial membuat banyak dari mereka takut mengambil keputusan sendiri. Akhirnya, mereka lebih memilih mengandalkan orang tua agar merasa lebih aman.
3. Kurangnya Pengalaman dalam Dunia Kerja
Banyak dari kita yang baru lulus kuliah atau bahkan masih kuliah, jadi belum punya pengalaman yang cukup dalam melamar kerja. Wajar kalau merasa bingung soal cara bikin CV yang baik, menghadapi wawancara, atau bahkan memilih pekerjaan yang sesuai. Karena itu, banyak yang akhirnya meminta bantuan orang tua yang dianggap lebih berpengalaman.
4. Ekspektasi Orang Tua yang Tinggi
Orang tua sering kali punya ekspektasi tertentu terhadap karier anak. Mereka ingin anaknya bekerja di perusahaan yang stabil, punya gaji tinggi, atau mengikuti jejak karier keluarga. Karena itu, mereka cenderung mengambil alih proses pencarian kerja agar anaknya sesuai dengan harapan mereka.
5. Faktor Ekonomi
Nggak bisa dipungkiri, banyak Gen Z yang masih bergantung secara finansial pada orang tua. Ini bikin mereka merasa harus mengikuti arahan orang tua dalam mencari pekerjaan, karena takut nggak bisa mandiri secara finansial kalau mengambil keputusan sendiri.

Cara Orang Tua Bisa Mendukung Tanpa Mengambil Alih
Meskipun keterlibatan orang tua dalam karier anak bisa berdampak negatif, bukan berarti mereka nggak boleh membantu sama sekali. Ada cara yang lebih sehat dan positif agar mereka tetap bisa mendukung tanpa mengambil alih prosesnya.
1. Memberikan Saran, Bukan Mengontrol
Alih-alih menentukan pekerjaan apa yang harus diambil anak, orang tua bisa memberikan saran berdasarkan pengalaman mereka. Misalnya, membahas kelebihan dan kekurangan suatu pekerjaan tanpa memaksakan pendapat.
2. Membantu Mengulas CV dan Surat Lamaran
Daripada langsung mengirimkan lamaran kerja atas nama anak, lebih baik orang tua membantu mengoreksi dan memberikan masukan pada CV serta surat lamaran anak mereka. Dengan begitu, anak tetap bisa belajar dan mandiri dalam prosesnya.
3. Mengajarkan Keterampilan Wawancara
Banyak dari kita yang masih merasa grogi saat wawancara kerja pertama kali. Orang tua bisa membantu dengan melakukan latihan wawancara dan memberikan umpan balik, tanpa harus ikut hadir dalam wawancara yang sebenarnya.
4. Mendorong Kemandirian dalam Mengambil Keputusan
Penting bagi orang tua untuk memberikan anak kebebasan dalam memilih pekerjaan yang sesuai dengan minat dan kemampuannya. Mereka bisa memberikan perspektif, tapi keputusan akhir tetap ada di tangan anak.
5. Mendukung Pengembangan Keterampilan
Orang tua bisa membantu anak mempersiapkan diri menghadapi dunia kerja dengan mendukung pengembangan keterampilan yang relevan. Misalnya, merekomendasikan kursus, seminar, atau pelatihan yang bisa meningkatkan kompetensi mereka.
Dengan dukungan yang tepat, Gen Z bisa lebih percaya diri dalam mencari pekerjaan sendiri tanpa harus terus bergantung pada orang tua. Yang terpenting, orang tua dan anak bisa membangun komunikasi yang baik agar proses ini bisa berjalan lebih lancar.
Jadi, Haruskah Gen Z Berhenti Mengandalkan Orang Tua dalam Mencari Kerja?
Jawabannya bukan sekadar “ya” atau “tidak.” Mengandalkan orang tua dalam mencari kerja bukanlah hal yang sepenuhnya salah, apalagi jika mereka memang ingin membantu. Tapi, ada garis tipis antara dukungan yang sehat dan keterlibatan yang berlebihan.
Kalau orang tua ikut membantu dengan cara yang benar, seperti mengulas CV, memberikan saran, atau berbagi pengalaman kerja mereka, tentu bisa jadi nilai tambah buat lo. Tapi kalau mereka sampai ikut wawancara atau bahkan melamar kerja atas nama lo, itu bisa jadi bumerang.
Kenapa? Karena di dunia profesional, kemandirian dan inisiatif itu penting. Perusahaan pasti lebih menghargai kandidat yang bisa menunjukkan kedewasaan dan tanggung jawab dalam membangun kariernya sendiri.
Jadi, kalau lo selama ini masih sering minta orang tua buat bantu cari kerja, coba mulai bertanya ke diri sendiri:
- Apakah gue benar-benar butuh bantuan mereka, atau cuma takut gagal?
- Apakah gue sudah mencoba mencari kerja sendiri sebelum meminta bantuan?
- Apakah gue bisa lebih mandiri dalam membuat keputusan karier?
Jika jawabannya lebih condong ke “gue takut gagal” atau “gue nggak percaya diri,” berarti ini saatnya untuk mulai belajar mandiri.
Saatnya Lo Ambil Kendali atas Karier Lo!

Kalau lo merasa kurang percaya diri dalam mencari kerja, ada banyak cara buat meningkatkan peluang lo tanpa harus bergantung sepenuhnya pada orang tua. Salah satunya adalah dengan mengasah skill dan memahami kelebihan lo sendiri.
Salah satu langkah pertama yang bisa lo lakukan adalah dengan Psikotes Premium dari Satu Persen. Dengan tes ini, lo bisa:
- Mengetahui potensi dan bakat tersembunyi lo
- Memahami jenis pekerjaan yang paling cocok buat lo
- Meningkatkan kepercayaan diri dalam memilih karier
Daripada bingung dan terus mengandalkan orang tua, yuk mulai bangun karier lo sendiri dengan langkah yang lebih pasti! Pesan sekarang di satu.bio/psikotes-premium.
FAQ
1. Apakah salah kalau minta bantuan orang tua saat mencari kerja?
Nggak salah, selama bantuan mereka bersifat mendukung, bukan mengambil alih. Misalnya, mereka bisa membantu mengulas surat lamaran, memberikan saran, atau sekadar menjadi tempat curhat.
2. Apa dampak negatif kalau orang tua terlalu ikut campur dalam karier anak?
Keterlibatan yang berlebihan bisa bikin lo terlihat kurang mandiri, nggak punya inisiatif, dan kurang profesional di mata perusahaan.
3. Bagaimana cara menolak bantuan orang tua tanpa membuat mereka tersinggung?
Coba jelaskan dengan baik bahwa lo ingin belajar mandiri dalam mencari kerja, tapi tetap menghargai saran dan dukungan mereka. Misalnya, “Aku pengen coba cari kerja sendiri dulu, tapi kalau butuh masukan nanti aku pasti tanya Papa/Mama.”
4. Apa yang bisa gue lakukan biar lebih siap menghadapi dunia kerja?
Mulailah dengan mengenali potensi diri lo lewat Psikotes Premium, mengembangkan keterampilan yang relevan, dan membangun jaringan profesional.
Jadi, apakah lo siap untuk mulai mengambil kendali atas karier lo sendiri?