Halo Perseners, apa kabar? Semoga selalu sehat dan bahagia, ya!
Perseners, pernah nggak sih lo kehabisan uang padahal baru tengah bulan? Mau minta lagi sama orang tua rasanya malu, tapi kalau nggak minta nggak bisa jajan. Anak rantau yang lagi ngekos pasti relate banget lah, ya.
Dulu selama gue kuliah dan merantau, gue juga sering banget kaya gitu. Sampai pada akhirnya gue mutusin untuk belajar lebih hemat dan ambil kerjaan part-time biar ada pemasukan tambahan.
Setahun dua tahun, akhirnya gue mulai terbiasa buat mengatur uang gue yang pas-pasan dari beberapa sumber pemasukan. Kebiasaan ini membuat gue mulai nyaman dan bisa hidup tenang. Dan ternyata nih Perseners, menurut Morgan dalam bukunya The Psychology of Money, kebiasaan dan karakter seseorang akan lebih memengaruhi bagaimana seseorang tersebut menggunakan uangnya dengan bijak.
Nah, di artikel kali ini, gue bakal me-review dan kasih beberapa highlight dari buku The Psychology of Money. Buku ini membahas tentang bagaimana hubungan manusia dengan uang dari sudut pandang manusia itu sendiri. Buku ini ditulis oleh Morgan Housel, pemenang dua kali Penghargaan Bisnis Terbaik dari Society of American Business Editor and Writers dan pemenang New York Times Sidney Award.
Salah satu kalimat yang paling gue suka dari buku ini adalah, “Untuk menjadi seorang yang kaya, kita tidak perlu menjadi pintar. Karena mengatur uang adalah suatu soft skill.” So, orang dengan pendidikan tinggi belum tentu mampu menggunakan uangnya dengan bijak.
Beberapa orang menganggap uang adalah segalanya, tapi ada juga yang menganggap bahwa uang tetap tidak bisa membeli kebahagiaan. Nah, di buku ini, Morgan menyajikan 19 cerita tentang bagaimana cara seseorang mengambil keputusan dengan berbagai pandangan yang berbeda tentang uang. Dan tentu hasil dari keputusan itu memberikan dampak yang berbeda-beda juga.
Gue merangkum dalam 5 poin penting dan menurut gue menarik di buku ini. So, baca sampai akhir, ya!
1. Rich Tidak Sama dengan Wealth
Meskipun dalam Bahasa Inggris rich dan wealth memiliki terjemahan yang sama, yaitu kaya dan kekayaan. Tapi, pada dasarnya dua kata ini adalah hal yang berbeda. Rich adalah kata yang tepat digunakan untuk menggambarkan ketika kamu membelanjakan uang untuk membeli mobil, perhiasan, dan barang barang lain yang dapat diperlihatkan kepada semua orang. Sedangkan wealth adalah kekayaan di mana uangmu tersimpan dalam tabungan atau investasi sehingga tidak terlihat oleh orang banyak.
Dari sini kita dapat belajar, bahwa terkadang banyak orang yang ingin menjadi kaya karena ingin membuat orang lain terkesan dengan apa yang mereka punya. Jika terus dengan mindset seperti itu, seseorang dapat terjebak dalam jurang keserakahan.
2. Merasa Cukup dan Bersyukur adalah Kunci
Dalam bukunya, Morgan menceritakan kisah Raja Gupta yang membeli saham secara ilegal. Perbuatan itu dilakukan dengan gegabah setelah 16 detik ia mendengar berita bahwa Warren Buffet akan berinvestasi sekitar 5 miliar US DOllar. Meski tau tindakan itu ilegal, Raja Gupta tetap melakukan karena ia berpikir akan meraup untung lebih dari 1 juta US Dollar. Akibat perbuatannya, Raja Gupta pun dihukuman kurungan penjara.
Dari sini kita belajar, bahwa keserakahan dan rasa iri membuat kita gegabah dalam mengambil keputusan tanpa pertimbangan yang matang. Termasuk keputusan yang berbahaya yaitu masalah uang. Untuk menghindari itu, sebisa mungkin kita pun harus terhindar dari rasa iri. Dengan cara apa? Merasa cukup dan bersyukur. Dalam beberapa hal, orang dapat menjadi kaya bukan dengan memperbanyak pemasukan, tetapi dengan memperbanyak rasa syukur.
3. Mendapatkan Uang dan Mempertahankan Uang adalah Dua Hal yang Berbeda
Dalam bukunya, Morgan menulis bahwa getting money is one thing, keeping it is another atau jika diartikan mendapatkan uang adalah satu hal, menyimpannya adalah hal lain. Seringnya kita selalu belajar untuk meningkatkan penghasilan, menambah uang dengan berbagai cara untuk menjadikan kita seseorang yang kaya. Hal ini dikarenakan untuk mendapatkan uang lebih banyak terdapat banyak cara, sedangkan untuk mempertahankan uang hanya ada satu cara, yaitu memiliki mindset hidup sederhana.
Mendapatkan banyak uang untuk memperoleh kekayaan dengan mempertahankan uang agar menjadi kaya memiliki dua pendekatan yang sangat berbeda dan berkebalikan. Ketika kita ingin mendapatkan lebih banyak uang, kita harus merasa optimis dan berani mengambil berbagai risiko yang ada. Sedangkan ketika kita ingin mempertahankan uang, kita harus memiliki mindset hidup sederhana dan rasa takut. Seperti takut ketika uang akan habis dalam waktu sekejap atau pun ketakutan lain yang mampu menghabiskan uang yang kita punya. Dengan begitu, kita akan selalu berhati-hati menggunakannya.
Baca Juga: Cara Mengelola Keuangan Pribadi (Financial Plan)
4. Keputusan Tentang Uang, Terkadang Terjadi Bukan Berdasarkan Laporan Keuangan
Seringnya keputusan kita dalam menggunakan uang didasarkan bukan karena laporan keuangan ataupun data-data yang pasti. Lebih banyak dipengaruhi oleh iklan, provokasi, atau beberapa perasaan emosional, seperti sombong, haus validasi, ataupun perasaan iri. Maka, tidak jarang beberapa keputusan penting dilakukan di meja makan atau saat meeting. Ketika orang-orang berkumpul dan saling memengaruhi.
Kebiasaan ini tentu kurang baik bagi kita. Uang yang seharusnya kita gunakan untuk keperluan dan kebutuhan, bisa malah digunakan untuk hal lain yang kurang berguna dan menjerumuskan kita pada arah konsumtif.
5. Pengalaman Memiliki Peran dalam Keputusan Keuangan
Pengalaman seseorang bisa mempengaruhi dalam keputusan menggunakan uang yang mereka miliki. Dalam bukunya, Morgan memberikan contoh cara memandang pasar saham bagi orang yang lahir pada era 1970 dan 1950 saat ini tentu berbeda. Pada usia remaja, orang-orang yang lahir saat tahun 1950-an memandang pasar saham bukanlah jenis aset yang memberikan banyak keuntungan, hal ini dikarenakan pada masanya pasar saham hampir tak mengalami pertumbuhan. Berbeda dengan generasi 1970, di mana pada saat ini pasar saham bahkan naik sampai 10 kali lipat.
Setiap orang tentu memiliki latar belakang masing-masing yang berbeda. Sehingga ketika seseorang mungkin mengambil keputusan keuangan yang menurut kita tidak umum, bisa jadi hal itu didorong karena masa lalunya. So, kita nggak boleh langsung nge-judge orang lain, ya!
Itu dia beberapa pelajaran yang bisa gue ambil dari buku The Psychology of Money. Buku yang merupakan international bestseller, termasuk 10 buku terlaris di Amerika Serikat versi Amazon dan telah diterjemahkan ke dalam 26 bahasa. Kalau gue boleh menilai, secara garis besar tentu buku ini sangat insightful. Memberikan kita bagaimana cara menilai uang dari berbagai sudut pandang. Morgan sebagai penulis mampu menceritakan kisah-kisah menarik dengan sederhana tapi punya makna begitu besar.
Bisa gue bilang juga, buku ini berhasil mengubah gimana cara gue dalam memandang uang. Bahwa ternyata, ada faktor-faktor psikologis ternyata berperan sebegitu pentingnya dalam pengambilan keputusan terkait keuangan. Buat lo yang merasa ada yang kurang atau salah dalam menilai uang dan itu membuat lo jadi kesusahan mengatur uang, bisa banget ikut layanan konseling online dari Satu Persen. Bisa klik link di bawah ini ya, untuk informasi lebih lanjutnya!
Masih ragu buat ikut konseling? Atau mungkin lo lebih cocok ikut layanan lain? Coba ikut tes konsultasi dulu yuk supaya makin yakin!
Di akhir, gue mau menekankan bawah pendidikan emang nggak terlalu berpengaruh dalam seseorang mengelola uang dan menjadi kaya, karena pendidikan akan kalah dengan bagaimana perilaku kebiasaan. Tapi satu hal, ketika kita ingin untuk meningkatkan pendapatan kita, kita harus menambah berbagai pengetahuan dan keterampilan yang kita punya, yang mana dapat diperoleh lewat jalur pendidikan.
Gue Zahra dari Satu Persen, semoga artikel ini bisa membantu lo untuk #HidupSeutuhnya, ya!
Referensi:
Syihabuddin Alfikri. Ringkasan Buku “The Psychology of Money” oleh Morgan Housel. Peran Keberuntungan dalam Investasi. Retrieved from Ringkasan Buku “The Psychology of Money” oleh Morgan Housel | menyelami.co on 23 Nov 2021
Sabrina Anggraini. 2021. The Psychology of Money - Book Summary (Bahasa). Retrieved from The Psychology of Money - Book Summary (Bahasa) - The Classic Wanderer on 23 Nov 2021
Team Money. Biar Gak Keliru, Belajar Psikologi Uang Dari Morgan Housel Dulu Yuk!. 2021. Retrieved from Belajar Psikologi Uang Dari Morgan Housel | Money Plus (amartha.com) on 23 Nov 2021