Benahi Mental Block: Cara Generasi Sandwich Bertahan di Tempat Kerja

Dilsa Ad'ha
7 Des 2024

Key Takeaways

  • Sandwich generation adalah pekerja yang harus ngurusin ortu dan anak sekaligus
  • Toxic workplace bikin stres dan burnout makin parah
  • Ada cara keluar dari perangkap toxic culture tanpa ninggalin keluarga

Bayangin deh, lo masih muda tapi udah harus tanggung jawab buat dua generasi sekaligus - ortu yang mulai menua dan anak-anak yang masih butuh perhatian penuh. Nggak cukup sampai di situ, ternyata lingkungan kerja lo malah bikin mental down. Ini yang dialami sama banyak sandwich generation di Indonesia.

Kenapa Toxic Culture Makin Bikin Sesak?

Kalau lo bagian dari sandwich generation, pasti ngerti banget rasanya kena "double punch" dari tanggung jawab keluarga dan tekanan kerja. Berdasarkan studi dari Jakarta Consulting, sandwich generation di Indonesia menghadapi tekanan ganda yang bikin produktivitas kerja menurun drastis.

Toxic culture di tempat kerja punya banyak wujud yang kadang nggak kita sadari:

  • Komunikasi yang nggak sehat dan sering bikin salah paham
  • Beban kerja yang nggak masuk akal tanpa apresiasi
  • Drama kantor yang nggak berkesudahan
  • Boss yang suka ghosting pas dibutuhin info penting
  • Ekspektasi buat selalu available 24/7

Tanda-tanda Lo Udah Kena Dampaknya

Menurut penelitian yang dikutip Ruang Menyala, ada beberapa red flag yang perlu lo waspadain:

  1. Sering banget overthinking soal kerjaan, bahkan pas lagi sama keluarga
  2. Tidur jadi berantakan gara-gara kepikiran masalah kantor
  3. Mulai sering sakit kepala atau masalah kesehatan lainnya
  4. Mood swing parah yang akhirnya kebawa ke rumah
  5. Ngerasa trapped dan stuck, tapi takut resign karena tanggungan keluarga

Warning Signs di Tempat Kerja

Ada beberapa tanda toxic workplace yang perlu lo kenali:

  • Gosip dan bullying udah jadi "budaya kerja"
  • Nggak ada work-life balance sama sekali
  • Jam kerja yang super nggak jelas
  • Atasan yang suka main power harassment
  • Minimnya pengakuan atas prestasi kerja

Dan yang paling parah? Sandwich generation sering ngerasa nggak punya pilihan selain bertahan, karena tanggungan keluarga yang nggak bisa ditinggal.

Dampak ke Kesehatan Mental

Sandwich generation yang terjebak di toxic workplace berisiko tinggi mengalami:

  • Burnout parah yang bikin produktivitas anjlok
  • Anxiety disorder yang makin parah
  • Depresi yang kadang nggak disadari
  • Physical symptoms kayak insomnia atau sakit kepala kronis

Memahami Akar Masalah Toxic Culture

Sering banget toxic culture di tempat kerja itu kayak lingkaran setan yang nggak ada habisnya. Menurut survei yang dilansir Ruang Menyala, ada beberapa faktor utama yang bikin toxic culture makin mengakar:

Sistem Manajemen yang Ketinggalan Zaman

  • Masih pake gaya kepemimpinan otoriter
  • Nggak ada transparency dalam pengambilan keputusan
  • Sistem reward and punishment yang nggak jelas

Komunikasi yang Berantakan

  • Info penting sering nyangkut di satu level
  • Feedback cuma jalan satu arah
  • Meeting yang nggak efektif dan buang-buang waktu

Kultur "Yes-Man"

  • Kreativitas dan inovasi nggak dihargai
  • Pendapat berbeda dianggap pembangkangan
  • Terlalu fokus sama hierarki

Langkah-Langkah Keluar dari Zona Toxic

Sebagai sandwich generation, lo punya tanggung jawab ganda yang bikin nggak bisa sembarangan ambil keputusan. Tapi bukan berarti lo harus terus-terusan stuck di situasi toxic. Here's what you can do:

1. Bangun Personal Boundaries

  • Set jam kerja yang jelas
  • Belajar bilang "tidak" untuk hal yang di luar kapasitas
  • Pisahin urusan kantor dan rumah

2. Tingkatkan Skill Negotiation

  • Komunikasikan beban kerja yang realistis
  • Ajukan flexible working arrangement
  • Diskusikan opsi remote working kalo memungkinkan

3. Cari Support System

  • Gabung komunitas sandwich generation
  • Sharing pengalaman sama temen sekantor yang bisa dipercaya
  • Consider untuk ikut konseling profesional

4. Upgrade Diri

  • Ikut pelatihan manajemen stres
  • Belajar skill baru buat nambah value
  • Prepare plan B untuk karir ke depan

5. Take Care of Your Mental Health

  • Rutin olahraga meski cuma 15 menit
  • Praktekkin mindfulness setiap hari
  • Jaga quality time sama keluarga

Penting banget buat inget: nggak ada yang worth it buat mengorbankan kesehatan mental lo. Kalo udah mentok banget dan situasi makin nggak sehat, mulai deh cari alternatif tempat kerja yang lebih supportive.

Kenali Hak-Hak Lo di Tempat Kerja

Sebagai karyawan, lo punya hak yang dilindungi:

  • Jam kerja yang jelas dan sesuai aturan
  • Lingkungan kerja yang aman dan sehat
  • Kesempatan untuk berkembang
  • Perlindungan dari diskriminasi dan harassment

Menciptakan Perubahan Positif

Lo nggak sendirian dalam menghadapi situasi ini. Berdasarkan data dari Jakarta Consulting, banyak sandwich generation yang berhasil transform toxic workplace jadi lingkungan yang lebih sehat. Kuncinya? Mulai dari diri sendiri dan pelan-pelan ajak orang lain untuk berubah bareng.

Toxic workplace emang bisa bikin mental health lo terganggu, tapi bukan berarti lo harus terus-terusan bertahan dalam situasi yang nggak sehat. Kalo lo ngerasa udah mulai kena dampak negatifnya, this is your sign to take action.

Kesimpulan

Buat lo yang masih ragu mau mulai dari mana, coba konsultasi dulu sama psikolog profesional. Mereka bisa bantu lo:

  • Identifikasi masalah yang sebenarnya lo hadapi
  • Kasih strategi coping yang sesuai sama kondisi lo
  • Bantu develop action plan yang realistis
  • Support lo dalam proses healing

Yuk, jadwalin sesi konseling pertama lo di satu.bio/konseling-yuk. Our expert counselors siap bantu lo navigate through this challenging situation.

FAQ

Q: Gimana cara bedain toxic workplace sama challenging workplace?A: Challenging workplace fokus ke pengembangan diri dan ada support system yang jelas. Toxic workplace justru bikin lo stuck dan nggak ada ruang buat grow.

Q: Kalau udah terlanjur burnout, apa yang harus dilakukan?A: First step, acknowledge dulu bahwa lo butuh bantuan. Jangan ragu buat reach out ke profesional atau ikut support group. Lo bisa explore opsi konseling di [link konseling].

Q: Apakah wajar kalau pengen resign tapi takut karena tanggung jawab keluarga?A: Super wajar! Tapi sebelum ambil keputusan besar, coba assess dulu situasi lo secara objektif. Consider buat discuss sama career counselor atau financial advisor.

Q: Berapa lama waktu yang dibutuhin buat recover dari toxic workplace?

A: Tiap orang punya journey healing yang berbeda. Yang penting, take it one step at a time dan jangan lupa seek professional help kalo butuh.

Q: Kalau toxic workplace udah bikin anxiety parah, better resign atau bertahan?

A: Kesehatan mental itu prioritas. Tapi sebelum ambil keputusan, pastiin lo udah punya safety net dan rencana yang matang. Consider buat konsultasi sama psikolog profesional di satu.bio/konseling-yuk untuk diskusi lebih lanjut.

Bagikan artikel

Disclaimer

Jika Anda sedang mengalami krisis psikologis yang mengancam hidup Anda, layanan ini tidak direkomendasikan.

Silakan menghubungi 119.