Gen Z dikenal sebagai generasi yang lahir dan besar di era digital, sehingga mereka cenderung lebih terbiasa dan nyaman mengakses informasi melalui teknologi. Namun, meskipun ada banyak teknologi yang tersedia, faktanya masih sedikit literatur keuangan yang dapat diakses oleh Gen Z. Menurut riset 85% Gen Z masih minim literatur finansial dan baru 52% yang termotivasi untuk belajar (baru termotivasi loh ya, masih belum belajar).
Kenapa Gen Z bisa minim literatur finansial?
Ada beberapa faktor yang jadi penyebab banyak Gen Z kurang memahami tentang finansial, seperti:
1. Akses informasi yang belum merata:
Walaupun teknologi sudah banyak yang tersedia, akses terhadap informasi keuangan yang berkualitas mungkin masih terbatas bagi sebagian besar Gen Z karena faktor ekonomi atau geografis.
Mungkin yang berada di kota-kota besar sudah cukup sering terpapar informasi tentang finansial, tapi untuk yang berada di wilayah lain belum tentu mendapatkan informasi yang sama banyaknya.
2. Kurangnya minat untuk belajar ilmu finansial
Gen Z kebanyakan lebih tertarik pada topik lain seperti hiburan atau teknologi dibandingkan dengan masalah keuangan.
Belum lagi di tengah trend “healing” yang saat ini sedang ramai, mereka mengutamakan “mental health” daripada keuangan mereka. Padahal jika keuangan mereka bermasalah, tinggi kemungkinan orang tersebut merasa stres.
3. Kurangnya edukasi finansial
Sistem pendidikan di negara ini mungkin kurang memberikan pendidikan keuangan yang baik sehingga Gen Z kurang memahami pentingnya pengelolaan keuangan. Coba bayangkan dari sekian ribu sekolah yang ada di Indonesia, berapa banyak yang mengajarkan muridnya cara mengatur keuangan dan finansial?
4. Informasi yang kurang valid dan hoax
Data dari survei yang dilakukan oleh Google dan Ipsos menunjukkan bahwa generasi Z lebih cenderung untuk mencari informasi tentang keuangan melalui internet daripada melalui literatur atau konseling keuangan. Banyak juga informasi yang tidak valid yang beredar di internet, sehingga Gen Z bukannya memperbaiki kondisi finansialnya, malah membuatnya makin boros.
Contohnya, sekarang banyak sekali orang yang menawarkan bisnis, deposit, atau hal-hal yang menjanjikan keuntungan yang besar, padahal tidak jelas sumber uangnya, tidak dilindungi OJK (Otoritas Jasa Keuangan) alhasil bukannya untung malah jadi buntung.
5. Mudah termakan promo dan diskon-diskonan
Siapa sih yang tidak tergiur dengan diskon-diskonan? Apalagi diskonnya besar dengan waktu yang terbatas membuat dorongan yang kuat untuk membeli produk tersebut. Bahkan ada saja orang yang sampai memaksakan diri untuk mengeluarkan uang padahal kondisinya sedang “sulit” demi dapetin promo.
Kenapa Gen Z harus belajar mengelola finansial sejak dini?
Belajar mengelola keuangan sejak dini sangat penting bagi generasi Z karena dapat membantu mereka mengatasi masalah keuangan di masa depan dan membuat keputusan finansial yang bijak.
Pertama, generasi Z yang belajar mengelola keuangan sejak dini lebih mungkin untuk mencapai tujuan finansial mereka, seperti membeli rumah atau mendirikan bisnis. Kedua, belajar mengelola keuangan sejak dini dapat membantu generasi Z menghindari masalah keuangan seperti pengangguran dan utang yang berlebihan.
Data dari National Endowment for Financial Education (NEFE) menunjukkan bahwa orang yang belajar mengelola keuangan sejak dini cenderung lebih bahagia dan kurang stres dibandingkan dengan orang yang belajar tentang keuangan di usia dewasa.
Belajar mengelola keuangan sejak dini juga dapat membantu generasi Z mengembangkan kebiasaan keuangan yang baik dan menghindari kebiasaan keuangan yang buruk seperti overspending atau konsumsi berlebihan.
Lalu gimana caranya agar Gen Z bisa mengatur finansialnya sendiri?
Gen Z bisa mulai belajar untuk membangun pondasi keuangan yang solid agar dapat mengatasi gempuran masalah keuangan ini. Misalnya:
1. Membuat Anggaran
Langkah pertama dalam membangun pondasi keuangan yang solid adalah dengan membuat anggaran. Anggaran akan membantu Gen Z untuk mengetahui berapa banyak uang yang harus dibelanjakan dan diinvestasikan setiap bulannya.
2. Menyimpan Uang (Menabung)
Gen Z harus belajar tentang cara menyimpan uang dengan bijak dan mengalokasikan uang yang disimpan untuk tujuan jangka panjang seperti dana darurat, pendidikan, dan pensiun.
3. Menggunakan Kredit dengan Bijak
Menggunakan kredit yang baik akan membantu dalam mencapai tujuan keuangan jangka panjang seperti membeli rumah atau mobil. Gen Z harus belajar tentang cara membangun kredit dengan bijak, seperti dengan membayar tagihan tepat waktu dan menghindari utang yang berlebihan.
4. Mempelajari investasi masa depan
Gen Z juga perlu mempersiapkan diri untuk masa depan. Salah satu cara untuk melakukannya adalah belajar berinvestasi. Gen Z perlu tahu jenis investasi dan memahami risiko dan imbalan dari setiap pilihan investasi. Dengan memahami ini, Gen Z bisa tahu cara untuk mencapai tujuan keuangan jangka panjang seperti membeli rumah memulai keluarga, hingga menyimpan dana pensiun.
Mungkin buat kamu bertanya, “kira-kira investasi apa ya yang cocok?” Nah, menurut gue, investasi yang cocok buat kalian mulai yaitu dengan Deposito! Buat yang belum tau, sebenarnya seperti menabung di Bank tetapi dengan jangka waktu tertentu dan memiliki bunga keuntungan yang lebih tinggi. Biasanya deposito itu memiliki keuntungan sekitar 3% dalam jangka waktu yang berbeda-beda tergantung bank yang kamu pilih.
Tapi, kamu juga bisa dapetin bunga hingga 6.25% lho kalau memilih deposito BPR seperti depositoBPR by Komunal. BPR sendiri adalah Bank Perkreditan Rakyat yang fungsinya banyak membantu perekonomian rakyat. Jadi selain kamu dapat keuntungan lebih, kamu juga ikut membantu perekonomian masyarakat luas!
Kesimpulannya, perencanaan keuangan bagi Gen Z merupakan hal yang penting untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi tantangan keuangan yang unik yang dihadapi generasi ini. Mulai sejak dini dalam perencanaan keuangan adalah kunci untuk mencapai tujuan keuangan jangka panjang.
Gen Z perlu belajar untuk membuat anggaran, menyimpan uang, membangun kredit, berinvestasi dengan bijak, mengelola utang, mempersiapkan diri untuk kejadian penting dalam hidup seperti membeli rumah, memulai keluarga, dan menyimpan untuk pensiun.
Semoga perencanaan keuanganmu bisa lebih baik ya! Gue Ocky Jhon, thanks!
Sumber
https://phys.org/news/2021-10-gen-lowest-financial-literacy.html
https://everfi.com/blog/financial-education/how-gen-z-thinks-about-financial-literacy
https://www.investopedia.com/generation-z-stepping-into-financial-independence-5224362
https://digitalcommons.bryant.edu/cgi/viewcontent.cgi?article=1050&context=honors_marketing
https://www.uii.ac.id/gen-z-biar-gak-boros-yuk-atur-uang-dengan-cara-ini
https://kic.katadata.co.id/insights/33/survei-perilaku-keuangan-generasi-z